“Kegiatan Bimtek yang dihadiri Pentahelix ABCGM akan difokuskan kepada pengembangan Labuan Bajo dari sisi komunitas dan interpretasinya untuk menunjang produk wisata tradisi dan seni budaya di Labuan Bajo,” katanya
Rizki menambahkan, misi Kemenpar adalah menghasilkam produk pariwisata yang memiliki kekuatan story telling.
“Hal ini sekaligus untuk mendukung pariwisata berkelanjutan,” jelasnya.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya, mengatakan, demi menunjang keberhasilan pengembangan Labuan Bajo, Critical Success Factor (CSF) pun dilakukan. Diantaranya pembangunan rest area dan souvenir shop Puncak Waringin.
Prosesnya diawali dengan penyediaan desain arsitektur bergaya Nusantara oleh Kemenpar, yang lalu diteruskan Kementerian PUPR.
Aksinya akan digulirkan pada 2019, dengan memberikan keleluasaan, pemindahan pelabuhan peti kemas akan dilakukan. Prosesnya sudah mulai dengan pembebasan lahan dan tahun depan dimulai pembangunan Pelabuhan Bari sebagai pelabuhan peti kemas.
Pelabuhan Labuan Bajo difokuskan bagi sektor pariwisata. Penerapan Carrying Capacity Taman Nasional Komodo pun dilakukan dengan perhitungan 11 titik selam.
“Berbagai perubahan dilakukan untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan layanan, sehingga setiap layanan akan terfokus pada satu sistem. Kami sangat optimistis, kawasan ini cepat berkembang sehingga memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.