Komitmen Uni Eropa Urus Pengungsi Lewat Lautan

Jum'at, 20 Juli 2018 | 13:29 WIB
Komitmen Uni Eropa Urus Pengungsi Lewat Lautan
Ilustrasi pengungsi Suriah [Shutterstock].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - International Organization of Migration (IOM), badan migrasi Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB atau UN) memaparkan bahwa sampai paruh 2018, tercatat 50.872 migran dan pengungsi memasuki daratan Eropa via lautan. Angka ini menurun dibandingkan periode yang sama pada 2017, yaitu sebanyak 109.746 orang, serta 241.859 pengungsi pada 2016.

Filippo Grandi, Komisaris Tinggi PBB Urusan Pengungsi menyatakan, hasil pertemuannya dengan negara-negara Uni Eropa (EU) dalam sebuah pertemuan puncak berhasil baik. Yaitu terciptanya satu komitmen dari para pemerintah Eropa untuk pendekatan berkelanjutan dan pengelolaan jangka panjang dalam urusan penanganan pengungsi yang diselamatkan di laut.

"Sebelum ini, pengaturan yang diterapkan bersifat jangka pendek, sementara nyawa pengungsi sendiri dalam kondisi terancam karena datang menggunakan kapal dan perahu yang jauh dari kata memadai," tandasnya.

Sebelum itu, Grandi mengapresiasi tindakan para anggota EU, yaitu Spanyol, Malta, Italia, dan Jerman, yang bersama-sama mengatasi para pelarian dari Laut Tengah sebanyak 450 orang. Putusan negara-negara ini adalah melakukan proses mendaratkan kapal, mengurus pengungsi, serta memproses permintaan suaka yang mungkin diajukan para pelarian dari negara bertikai.

Baca Juga: Lagu Terluka Armand Maulana soal Perceraian David NOAH?

Bagi IOM, keputusan penanganan jangka panjang yang diambil bersama para anggota EU ini sudah tepat. Tolok ukurnya adalah dibandingkan sebatas menampung, memberikan cukup makan, serta mengatur cara kapal demi kapal bisa bersandar di pelabuhan masing-masing negara penolong.

Adanya kesepakatan para anggota EU dalam kerja sama menolong dan mengelola kesediaan lokasi penampungan, pengelolaan perbatasan serta kewajiban pemberian suaka internasional disambut baik IOM serta PBB.

Dengan pengawasan bersama pula, maka migrasi Laut Tengah bakal bisa lebih akurat dipantau. Saat ini, ditemukan bahwa migran rutin yang bertolak dari Laut Tengah melalui jalur bagian barat mencapai sekitar 35 persen. Namun jumlah migrasi tidak rutin sudah mencapai tiga kali lipatnya. Antara

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI