Suara.com - Api Asian Games 2018 sudah tiba di Indonesia, yang selanjutnya akan dibawa keliling Indonesia. Pada 21-22 Juli, torch relay dijadwalkan tiba di Banyuwangi, yang mana api biru dari Kawah Ijen dan budaya Banyuwangi sudah siap menyambutnya.
Menurut Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, kehadiran torch relay ini adalah momentum tepat untuk mempromosikan pariwisata.
“Torch relay memiliki fungsi strategis. Agenda ini merupakan momen terbaik untuk mempromosikan potensi Banyuwangi, terutama pariwisata. Kami sudah siapkan penyambutan yang meriah,” tutur Azwar Anas, Banyuwangi, Rabu (18/7/2018).
The Sunrise of Java menjadi destinasi terakhir yang dikunjungi di Jawa Timur. Setelah itu, torch relay menyeberang ke Bali.
Selain Banyuwangi, kota di Jawa Timur yang akan dilewati pawai ini adalah Blitar, Malang, Bromo, Probolinggo, Situbondo, juga Bondowoso.
Anas menambahkan, Banyuwangi turut bangga dengan status Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018.
“Banyuwangi sangat bangga dengan status Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games. Ini menegaskan posisi Indonesia sebagai negara yang besar. Banyuwangi juga bangga karena masuk dalam rangkaian torch relay ini,” lanjutnya.
Selama di Banyuwangi, torch relay akan melintasi puncak Gunung Ijen, Banyuwangi. Gunung ini dikenal dengan api biru (blue flame).
Fenomena alam ini sangat langka di dunia, hanya ada dua spot saja di dunia. Selain di Banyuwangi, fenomena ini ada di Islandia.
Sekadar informasi, blue flame akan terlihat sangat eksotis saat matahari tenggelam. Berada pada ketinggian 2.443 mdpl, blue flame bisa dinikmati pada lubang kawah sedalam 200 meter.
Blue flame menjadi destinasi favorit wisman Tiongkok dan Prancis. Tiket masuk juga murah, yaitu Rp 5 ribu - Rp 7.500 bagi wisnus, lalu wisman Rp 100 ribu - Rp 150 ribu.
“Api biru Gunung Ijen adalah destinasi dan fenomena terbaik di dunia. Spot-nya sangat indah. Karena langka, maka kami pilih sebagai salah satu perlintasan torch relay,” terangnya lagi.
Dari puncak Gunung Ijen, torch relay akan diarak menuju Pendopo Kabupaten Banyuwangi. Obor Asian Games ini akan dibawa oleh atlet dan warga Banyuwangi berprestasi.
Menurut Anas, ada beragam kesenian Banyuwangi yang akan ditampilkan.
“Sepanjang jalan yang dilalui pawai obor akan ditampilkan beragam kesenian Banyuwangi,” jelasnya.
Kesenian yang akan disajikan antara lain, Tari Gandrung. Tari ini sangat mendunia dan baru saja manggung di Amerika Serikat.
Banyuwangi juga menampilkan karnaval etnik Banyuwangi Ethno Carnival hingga Kesenian Barong. Suasana pun dijamin meriah, karena di sana juga digelar Festival Komoditas Agrobisnis dan pentas musik Lalare Orchestra.
“Kami akan tunjukan kepada Asia dan dunia, betapa kayanya Banyuwangi. Banyuwangi ini memiliki beragam seni budaya yag bagus. Selain itu, masyarakat di sini juga komitmen mendukung Asian Games ini,” tuturnya.
Torch relay akan berlangsung hingga 18 Agustus dengan finish di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Total jarak yang ditempuk sekitar 18 ribu km, dengan melewati 64 kota dari 18 provinsi.
Menteri Pariwisata, (Menpar) Arief Yahya, menerangkan, pawai obor Asian Games menjadi promosi terbaik daerah untuk mengenalkan pariwisata dan potensi lainnya.
“Kota dan kabupaten yang dilalui torch relay sangat beruntung, sebab banyak aspek di daerah itu akan ikut terangkat. Pergerakan obor Asian Games ini selalu diikuti oleh media. Jadi moment ini harus dioptimalkan dengan baik,” pungkasnya.