Tito mengatakan, untuk mengungkap kasus besar mudah karena ada alatnya, yakni signature. Namun, kejadian yang bomnya semakin mudah dibuat, maka semakin sulit diungkapkan.
"Sebaliknya, makin mudah bom dibuat semakin sulit, seperti bom molotov tinggal kasih minyak, masuk kasih sumbu, lempar, kemudian naik motor pergi, itu yang potensi pelakunya banyak sekali," katanya.
"Dan ada kasus molotov lain yang terjadi seperti di kedutaan besar Myanmar, waktu lagi ramai masalah Rohingya, ini saya tadi tanya ke kapolda, belum terungkap juga. Lalu ada kasus putra dari salah satu Kapolres di bacok, terjadi 6-7 bulan lalu, sampai sekarang belum juga terungkap, kenapa? Karena 'hit and run,'" tandas Tito.
Baca Juga: KM Oranye Berpenumpang Mahasiswa IPB Tenggelam, 2 Tewas