Suara.com - Misteri siapa pembunuh Supartini, janda beranak satu yang setengah tubuhnya tertutup karung dan mengapung di sungai bawah jembatan penghubung Pulau Dompak, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, mulai tersibak.
Personel Satreskrim Polres Tanjungpinang akhirnya membekuk seorang lelaki berinisial Ns yang diduga membunuh Tini, Rabu (18/7/2018) dini hari.
Ns ditangkap polisi ketika hendak kabur mengendarai mobil Toyota Rush bernomor polisi BP 1390 TQ. Sejumlah polisi yang diwawancarai Batamnews—jaringan Suara.com mengungkapkan, Ns adalah manajer di PT Sinar Bodi Cipta.
Kapolres Tanjungpinang Ajun Komisaris Besar Ucok Lasdin Silalahi mengatakan, pihaknya belum dapat menyimpulkan apakah Ns pacar korban atau bukan.
Baca Juga: Bendera Peserta Asian Games Pakai Bambu, Sandiaga: Jangan Julid
"Yang pasti intensitas pertemuan N dengan korban cukup tinggi," ujar Ucok.
Bahkan, kata dia, sebelum peristiwa itu terjadi, N bertemu dengan korban di salah satu restoran. Sepeda motor korban masih berada di restoran tersebut, setelah jasad korban ditemukan mengapung di sungai.
Jauh sebelum peristiwa tragis itu terjadi, Tini ternyata pernah bekerja di PT Sinar Bodi Cipta. Ia menjadi bawahan Ns.
"Anggota Satreskrim masih mengumpulkan barang bukti, dan merunut peristiwa itu. Mudah-mudahan dalam sehari atau dua hari ini sudah dapat dirangkai peristiwanya, termasuk motifnya," katanya.
Hasil penyidikan nantinya juga akan terungkap, apakah N tersangka utama atau ada pihak lainnya yang terlibat.
Baca Juga: Penggembala Sapi Temukan Bayi Mungil di Area Pesantren di Sumsel
Jasad Tini kali pertama ditemukan oleh seorang nelayan dalam kondisi mengenaskan. Sebagian tubuh korban tertutup karung, dan dalam posisi terikat.
Korban diperkirakan sudah dibunuh tiga hari sebelum jasadnya mengapung. Foto-foto korban, mulai dari lokasi kejadian hingga di rumah sakit beredar luas.
Salah seorang rekan korban, En, tidak menyangka korban meninggal secara mengenaskan. Namun En tidak mengetahui kehidupan pribadi korban. Setiap hari En mengikuti perkembangan kasus itu, karena ingin mengetahui siapa pelakunya.
Sejumlah tetangga korban di Lapangan Diana, Bukit Cermin mengenal korban merupakan perempuan ramah dan baik.
"Kasihan orang baik, kenapa meninggalnya seperti itu. Tega sekali pembunuhnya. Kami berharap pelaku mendapat ganjaran yang setimpal dengan perbuatannya," katanya pula.
Sementara Urip, pengacara PT Sinar Bodi Cipta Urip Santoso membenarkan, bahwa Ns bekerja di perusahaan tersebut dengan jabatan sebagai manager.
“Iya benar kami baru mendapat kabar, tapi itu kan pribadi tak hubungannya dengan perusahaan,” kata Urip.
Terhadap jasad Supartini, polisi sudah melakukan autopsi untuk mengetahui penyebab utama kematiannya.
Dokter forensik Polda Kepri dr Leonardo SpF mengungkapkan, beberapa hasil autopsi yang ditemukan di tubuh mayat menunjukkan Tini dibunuh.
”Dalam rahim Supartini dijumpai gumpalan daging yang menyerupai janin berusia dua bulan,” tuturnya.
Selanjutnya, Supartini diketahui tewas bukan karena kehabisan nafas akibat tenggelam. Ia lebih dulu meninggal sebelum berada di dalam sungai Wacopek.
Tak hanya itu, Leonardo juga menyebutkan, ada bekas penganiayaan di tubuh Supartini, seperti pukulan benda tumpul di kepalanya yang menyebabkan tulang kepala retak dan memar pada otak.
“Terakhir, ditemukan bercak sperma di alat vital Supartini,” tandasnya.
Berita ini kali pertama diterbitkan Batamnews.co.id dengan judul ”4 Poin Mengejutkan Hasil Autopsi Mayat Supartini”