Suara.com - Baratu Thamrin, anggota Brimob Polri yang tewas dengan luka tembak di kepala di dalam kamar rumah kawasan RT5/RW9,Kelurahan Kecamatan Pancoranmas, Kota Depok, Jawa Barat, Selasa (17/7) sore, diduga bunuh diri.
Tuti Hidayati, pemilik rumah indekos tersebut, mengaku kaget karena Thamrin meninggal dunia lewat jalur bunuh diri. Padahal, Thamrin yang merupakan anak indekosnya sudah dianggap sebagai putra kandungnya.
”Sewaktu kejadian, saya sedang salat Asar. Saya kaget mendengar letusan suara pistol. Saya kira tabung gas. Saya tak percaya Thamrin meninggal seperti itu," kata Tuti kepada awak media, Rabu (18/7/2018).
Thamrin dianggap sebagai anak karena satu kampung dengan suaminya, Rasidin, yakni di Palembang, Sumatera Selatan.
Baca Juga: Peluang Bisnis Konstruksi di Indonesia Terbuka Lebar
Ia menuturkan, Thamrin kali pertama bertemu dengan suaminya saat tengah memperbaiki motor Kawasika Ninja. Rasidin, suami Tuti, memunyai bengkel sepeda motor.
Kala itu Thamrin dan Rasidin saling berbicara dan ternyata mengetahui keduanya berasal dari kampung yang sama di Palembang.
"Sejak saat itu jadi akrab. Almarhum Thamrin sering ke rumah kami kalau sedang libur dinas. Dia sudah saya anggap sebagai anak," tuturnya.
Jenazah Thamrin, sambung dia, sudah diberangkatkan ke kampung halamanya di Palembang.
"Keluarganya datang ke RS Bhayangkara Kramat Jati mengambil jenazah Thamrin untuk dikuburkan di sana," tutupnya.
Baca Juga: Jadi Caleg PDIP, Yasonna Laoly Pilih Kampanye di Akhir Pekan
Baratu Thamrin ditemukan tewas pada Selasa sore sekitar pukul 17.00 WIB. Ia ditemukan sudha bersimbah darah, terutama di bagian kepala. Mayatnya ditemukan Tuti rebah di atas tempat tidur. [Supriyadi]