Suara.com - Lama menghilang pascakasus penggusuran kawasan Kalijodo, Jakarta Barat, Daeng Aziz mendadak maju sebagai calon anggota legislatif pada Pemilu 2019.
Aziz maju sebagai caleg dari Partai Gerindra. Ia juga datang bersama rombongan bacaleg untuk memasukkan berkas pendaftaran daftar caleg sementara (DCS) di KPU Sulawesi Selatan, Jalan AP Pettarani, pada hari terakhir pendaftaran, Selasa (17/7/2018).
Menurut Ketua DPD Gerindra Sulsel Idris Manggabarani, Aziz adalah kader dan pendukung Prabowo Subianto sejak dulu.
Kehadirannya mengisi daftar caleg partai berlambang Kepala Garuda itu juga dinilai akan mendulang suara, terutama di daerah pemilihan (dapil) Sulsel 4, yakni Jeneponto, Bantaeng dan Kepulauan Selayar, yang merupakan kampung halaman Aziz.
Baca Juga: Kloter Pertama Jemaah Haji Sumsel Rekam Biometrik di Embarkasi
Menyikapi rekam jejak Aziz sebagai mantan bos Kalijodo, Idris malah menyanjung loyalitas Aziz sebagai pejuang sejati Prabowo. Ia menuturkan, lelaki bernama lengkap Abdul Aziz itu sejak dulu ngefans dan rela mati demi pemimpin partai.
"Aziz mendaftar sesuai mekanisme partai, dia adalah kader Gerindra, dia mau mati untuk Pak Prabowo. Dia mau mencaleg bukan untuk menang, dia mau meraih suara untuk kemenangan partai di kampung halamannya," jelas Idris.
Aziz bakal mengisi slot caleg nomor urut 5 Partai Gerindra. Posisi penomoron itu sesuai keinginan Aziz.
"Pak Aziz ini gate voter, untuk menjadi anggota caleg saja tidak, dia pejuang Prabowo sejati dan hanya untuk menaikkan suara partai," sambung Idris.
Untuk diketahui, Daeng Aziz pernah divonis 10 bulan penjara dalam kasus pencurian listrik untuk usaha kafe miliknya di Kalijodo. Ia juga menolak penggusuran lokalisasi Kalijodo yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta kala itu, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. [Lirzam wahid]
Baca Juga: Polisi : Lubang Kaca di Apartemen Taman Rasuna karena Tembakan