Cak Imin Masuk Nominasi Cawapres Prabowo Subianto

Selasa, 17 Juli 2018 | 16:27 WIB
Cak Imin Masuk Nominasi Cawapres Prabowo Subianto
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar bertemu dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartanto. (Suara.com/Argo)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pendaftaran pasangan calon presiden dan wakil presiden untuk Pilpres 2019, akan dibuka pada 10 Agustus 2018.

Namun, hingga kekinian, Partai Gerindra masih menggodok nama-nama yang pantas menjadi pendamping Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Angota Dewan Penasehat DPP Partai Gerindra Muhammad Syafii menjelaskan, partainya masih mempertimbangkan tokoh-tokoh yang sering disebut dalam bursa cawapres Prabowo versi sejumlah lembaga survei politik.

Adapun nama-nama yang seringkali masuk bursa tersebut ialah Agus Harimurti Yudhoyono, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PAN Zulfikifli Hasan, Ketua Dewan Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri dan gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Baca Juga: Politisi PDIP : Masuk Akal Jokowi Umumkan Cawapres 9 Agustus

"Gerindra nanti tak memutuskannya sendiri. Tapi prinsipnya, siapa pun cawapresnya harus betul-betul mampu mendongkrak perolehan suara pada pilpres," kata Syafii di Gedung Nusantara II, kompleks Parlemen, Selasa (17/7/2018).

Pertimbangannya itu juga berlaku kepada sosok AHY, yang kemampuannya masih diragukan banyak pihak setelah kalah dalam pertarungan Pilkada DKI Jakarta 2017.

Meskipun persentase elektabilitas AHY naik tinggi, pengalamannya di dunia politik dinilai masih mengundang risiko tinggi.

"Mungkin itu salah satu pertimbangan. Tapi ingin saya katakan dia tetap dipertimbangkan," jelasnya.

Selain AHY, nama Muhaimin Iskandar atau Cak Imin juga masuk dalam pembahasan cawapres Prabowo. Namun, beberapa waktu lalu, Cak Imin telah mendeklarasikan bahwa PKB maupin dirinya sendiri resmi mendukung Jokowi.

Baca Juga: Kesolidan PKS di Pilpres 2019 Diragukan Kader Sendiri

"Kalau kemudian dia memutuskan untuk tidak berkoalisi, pasti itu hilang dari pertimbangan. Tapi kalau yang masih berpikir untuk berkoalisi dengan Partai Gerindra, semuanya pasti dipertimbangkan," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI