Suara.com - Juru Bicara Persaudaraan Alumni (PA) 212 Novel Bamukmin geram, setelah mengetahui nama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok masuk dalam hasil jajak pendapat bursa calon wakil presiden untuk Pilpres 2019, yang dilakukan Partai Solidaritas Indonesia.
Ahok adalah mantan Gubernur DKI Jakarta yang kekinian berada di dalam Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, setelah divonis 2 tahun penjara karena kasus penodaan agama. Sementara PA 212 adalah organisasi eks demonstran anti-Ahok pada masa kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017.
Novel menuturkan, keberadaan nama Ahok dalam survei PSI untuk bakal cawapres Presiden Joko Widodo tersebut hanya untuk memprovokasi umat Islam.
Baginya, nama Ahok sudah tidak layak untuk disebut-sebut dalam isu capres-cawapres Pilpres 2019.
Baca Juga: PDIP Kritisi Persiapan Asian Games di Jakarta
"Sudah tidak semestinya lah Ahok dimasukkan bursa cawapres, karena sangat menyulut perpecahan bangsa," kata Novel saat dihubungi suara.com, Senin (16/7/2018).
Apalagi, menurut Novel, Ahok sebenarnya tak bisa diperhitungkan dalam dunia politik, sejak Pilkada DKI 2012—saat terpilih menjadi Wakil Gubernur DKI mendampingi Jokowi.
"Sejatinya Ahok sendiri dari Pilkada DKI tahun 2012 saat menjadi cawagub juga tidak diperhitungkan, karena massa kala itu hanya melihat Jokowi. Itu juga, cuma sepertiga warga Jakarta yang memilih Jokowi,” tukasnya.
Untuk diketahui, Partai Solidaritas Indonesia memublikasikan hasil survei sosok yang dianggap pas menjadi calon wakil presiden pendamping Joko Widodo pada Pilpres 2019, Minggu (15/6/2018).
Dalam survei PSI, Mahfud MD berada di urutan teratas sebagai cawapares untuk Jokowi, yakni mendapat 32 persen dukungan.
Baca Juga: Nafa Urbach Didaftarkan Partai Nasdem Jadi Bakal Caleg DPR
Pada posisi kedua jajak pendapat PSI tersebut, sosok yang dianggap tepat mendampingi bakal calon presiden petahana Jokowi adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani. Ia didukung 14 persen partisipan.