Suara.com - Maraknya pencurian ikan yang dilakukan kapal-kapal asing, menunjukkan kedaulatan wilayah laut Indonesia tergolong rentan.
Praktik illegal fishing itu pula dikhawatirkan dapat meningkatkan ketegangan di kawasan Asia-Pasifik, yang berpotensi menimbulkan konfllik.
Berdasarkan masalah itu, tiga mahasiswa Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan (FPIK) Institut Pertanian Bogor (IPB) merancang kapal autonomous yang dapat menjaga kedaulatan wilayah laut Indonesia dari ancaman masuknya kapal-kapal asing yang disebut sebagai Swarm-Ship.
Mereka adalah Chaidar Aji Nugroho, Ahya Mudah Siti Rohmawati dan Ahmad Vidura, yang merupakan mahasiswa di bawah bimbingan Prof Dr Ir Indra Jaya MSc.
Baca Juga: KPK Tahan Mantan Dirut Jasindo Budi Tjahjono
Chaidar Aji Nugroho menjelaskan, Swarm-Ship merupakan kapal yang dilengkapi sistem swarm intelligence. Dengan sistem ini diharapkan kapal terintegrasi satu sama lain dan melakukan beberapa formasi penyergapan, penyerangan dan pertahanan.
"Kapal Swarm-Ship yang kami rancang ini berbeda dengan kapal pengintai lainnya. Sistem pengintaiannya tanpa menggunakan awak kapal, sehingga menurunkan resiko jatuhnya korban,” terang Chaidar, Senin (16/7/2018).
Pada Swarm Ship, kapal akan diintegrasikan dengan radar. Radar akan mengirimkan informasi koordinat maupun arah agar kapal dapat menuju ke arah musuh dengan formasi tertentu.
Saat ini, Chaidar dan timnya telah menyelesaikan perakitan tiga buah kapal Swarm- Ship yang terdiri dari satu kapal instruktur dan dua kapal pendukung. Kapal ini masing-masing berukuran 70 x 30 x 25 cm.
Sementara, Ahmad Vidura menerangkan bahwa kapal instruktur memiliki peran dalam mengatur dan mengendalikan kapal pendukung.
Baca Juga: Rumah Dirut PLN Digeledah, Jokowi Percaya KPK Profesional
Keunikan lainnya adalah kapal instruktur ini memiliki peran untuk dapat mengatur formasi langkah penyergapan pada kapal asing.