Suara.com - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menggelar polling online ihwal alternatif calon wakil presiden untuk mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Pemilihan Presiden 2019 mendatang.
Polling online dilakukan sejak 11 April hingga 22 Mei 2018. Total peserta polling yakni 71.106 dengan peserta perempuan 18,83 persen dan laki-laki 81,17 persen.
Peserta berasal dari berbagai kota di Indonesia dari usia 18-24 tahun (17,79 persen), 25-34 tahun (36,73 persen), 35-44 tahun (19,48 persen), 44-54 tahun (11,57 persen), 55-64 tahun (9,93 persen), dan 65 keatas (4,50 persen).
Ketua Umum PSI Grace Natalie mengatakan dari hasil polling ada 12 nama alternatif cawapres Jokowi. 32 persen menyatakan pilihannya kepada mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD.
Baca Juga: Ayo Cegah Perpeloncoan di Hari Pertama Masuk Sekolah
"Ada 12 cawapres Pak Jokowi. Dari sejumlah nama hasilnya, 32 persen atau tertinggi mendukung pak Mahfud MD," kata Grace dalam jumpa pers di kantor DPP PSI, Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Minggu (15/7/2018).
Di urutan kedua ada Menteri Keuangan Sri Mulyani dengan perolehan 14 persen. Selanjutnya ada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan dengan 14 persen, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastut mendapat dukungan 10 persen dan Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko 6 persen.
Selanjutnya di posisi enam yakni Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin mendapat dukungan 4 persen, mantan Direktur Utama Lion Air Rusdi Kirana 3 persen, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj mendapat dukungan 3 persen, Ketua GP Anshor Yaqut Cholil Qoumas yakni 3 persen, Bos CT Corp Chairul Tanjung 2 persen, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga 2 persen dan pendiri Gojek Nadiem Anwar Makarim 1 persen.
Grace menuturkan, hasil polling tersebut menunjukkan Mahfud MD pantas mendampingi Jokowi di Pilpres 2019.
"Hasil polling masyarakat lebih suka jika pak Mahfud MD menjadi cawapres Jokowi," kata Grace.
Baca Juga: Siap Hengkang dari Chelsea, Eden Hazard ke Real Madrid?
Grace menambahkan, dengan memililih Mahfud MD yang bukan merupakan orang partai, tidak akan membuat keretakan dan kerenggangan di partai koalisi Jokowi