Suara.com - Menteri Koordinator Politik, Hukum, Keamanan Wiranto menyatakan, Indonesia masuk darurat narkoba. Hal tersebut terlihat dari angka kematian generasi muda akibat narkoba mencapai 30 orang per hari.
"Setiap hari, 30 anak muda meninggal karena narkoba. Kalau sebulan 900 orang, berarti setara dengan tiga pesawat Boing 737 itu jatuh. Semuanya mati. Ini besar sekali," ujar Wiranto, saat menghadiri peringatan Hari Anti Narkoba (HANI) di Balai Besar Rehabilitasi BNN Bogor, Kamis (12/7/2018).
Oleh karena itu, Wiranto menyebut narkoba sebagai ancaman yang serius. Bahkan, narkoba bisa dijadikan alat perang modern untuk menghancurkan suatu bangsa melalui peredaran kepada generasi muda.
"Narkoba bisa menjadi instrumen 'proxy war'. Ini perang baru, lebih murah, tidak terlihat, tidak dikecam tetapi korbannya sangat mencemaskan. Tiap saat penangkapan hitungannya sudah tonan, bukan gram. Berapa juta orang teler karena itu," ungkap Wiranto.
Baca Juga: Kemenpar : 59.000 Wisman Akan Tumpah Ruah di Asian Games
Sementara Kepala BNN Komjen Pol Heru Winarko mengatakan, berdasarkan data yang dirilis dari United Nation Office on Drugs and Crime (UNODC) pada tahun 2017 menyebut, sebanyak 76 persen kematian di dunia disebabkan narkoba.
"Hal ini membuktikan bahwa narkoba itu nyata-nyata merusak tatanan kehidupan, mengancam suatu bangsa dan menjadi teror 'silent killer’," jelas Heru.
Ia berharap, peringatan Hari Anti Narkotika Internasional ini bisa menjadi kekuatan bangsa khususnya Indonesia untuk memerangi dan melawan peredaran serta penyalahgunaan narkoba.
"Kita menyatukan dan menggerakkan bangsa dengan perang melawan narkoba untuk mewujudkan masyarakat sehat dan bebas dari narkoba," harapnya. [Rambiga]
Baca Juga: Ganjar Ingin Jawa Tengah Ramah Investor