Disoal karena ke Israel, Gus Yahya: Palestina Butuh Perdamaian

Jum'at, 13 Juli 2018 | 01:00 WIB
Disoal karena ke Israel, Gus Yahya: Palestina Butuh Perdamaian
Yahya Cholil Staquf bertemu dengan PM Israel, Kamis (14/6/2018) [Haim Zah, GPO/twitter.com/netanyahu].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Katib Aam Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf memaklumi namanya diperbincangkan oleh pihak-pihak tertentu, karena menjadi pembicara forum Yahudi Amerika di Israel beberapa waktu lalu.

"Normal saja kan, karena masalahnya memang sangat sensitif, dan banyak orang berbeda pendapat. Ya normal saja," katanya di Kantor DPP PSI, Jalan KH Wahid Hasyim, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (12/7/2018).

Sebelumnya, kehadiran Gus Yahya di Israel dinilai momentumnya kurang tepat. Pasalnya, saat itu, konflik Israel dan Palestina sedang bergejolak.

Terkait kehadiran di acara Yahudi dipakai kelompok tertentu untuk menyerang dirinya, anggota Dewan Pertimbangan Presiden Joko Widodo tersebut memberikan jawaban.

Baca Juga: Buwas Pastikan Stok Beras Aman Hingga Akhir 2018

"Mereka mempersoalkan kedatangan saya ke sana (Israel) itu momentumnya tidak tepat. Tapi, justru tidak pernah ada momentum yang tepat untuk datang ke sana," katanya.

Menurut dia, kehadirannya dalam acara Yahudi-Amerika tersebut, karena baik Israel dan Amerika juga menginginkan konflik segera berakhir.

"Mereka tidak akan tahan untuk meneruskan konflik tersebut. Semua orang butuh, Amerika butuh, makanya dia membuat sarana perdamaian baru walaupun belum jelas isinya," kata dia.

"Bahkan otoritas Palestina itu butuh perundingan perdamaian, karena meraka hanya mengandalkan bantuan dari Amerika dan negara lain selama ini. Tapi jelas bahwa ini merupakan pekerjaan yang akan berlangsung dalam jangka waktu yang tidak pendek, itu berat, itu sebabnya Amerika sendiri masih ragu-ragu soal rencana perdamaian barunya ini," tambahnya.

Oleh karena itu, dia mengatakan untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina, harus membutuhkan usaha yang ekstra keras. Artinya, penyelesaiannya harus sampai ke tingkat masyarakat.

Baca Juga: Nama Lembaganya Dicatut, Gubernur Lemhannas Angkat Bicara

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI