Suara.com - Katib Aam Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf, meminta kepada semua orang agar tidak tersinggung jika disebut sebagai orang kafir oleh kelompok atau orang tertentu. Menurutnya, sebutan kafir tersebut tidak jadi masalah, asalkan tidak dimusuhi.
"Tak masalah kok dibilang kafir, santai saja, asal jangan dimusuhi, asal haknya setara, tidak ada diskriminasi, dan penindasan," katanya di Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Solidaritas Indonesia, Jalan KH Wahid Hasyim, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (12/7/2018).
Oleh karena itu, dia mengatakan sudah saatnya semua pihak membicarakan kafir dan nonkafir itu secara santai.
"Bapak ibu yang saya hormati, baik kafir maupun nonkafir, saya kira kita sudah saatnya kita bicara kafir dan nonkafir secara santai," katanya.
Baca Juga: Ledakan di Grand Wijaya, Polisi Mau Periksa Penyewa Ruko
Salah satu Dewan Pertimbangan Presiden ini menyebut, membicarakan kafir dan nonkafir tersebut menjadi relevan saat ini, karena sudah marak terjadi konflik yang mengatasnamakan agama. Dia mencontohkan yang terjadi di kawasan Timur Tengah.
"Kenapa ini menjadi relevan, karena melihat bahwa dalam sekian dekade terakhir, konflik-komflik yang marak di seluruh dunia. Kawasan Timur Tengah sampai hari ini semakin lama makin parah, semakin menegangkan. Konflik-konflik ini banyak diwarnai oleh konflik keagamaan," tandasnya.
Nama KH Yahya Cholil Staquf sempat menjadi perbimcangan publik ketika hadir dalam sebuah acara di Israel. Dia dinilai tidak mendukung Palestina yang sedang bermasalah dengan Israel.