Kasus e-KTP, KPK Periksa Dirjen Dukcapil Zudan Arif

Bangun Santoso Suara.Com
Kamis, 12 Juli 2018 | 11:15 WIB
Kasus e-KTP, KPK Periksa Dirjen Dukcapil Zudan Arif
Ilustrasi gedung KPK. [Suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memanggil Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kemendagri Zudan Arif Fakrulloh dalam penyidikan tindak pidana korupsi pengadaan paket penerapan KTP-elektronik (e-KTP).

"Penyidik hari ini memanggil Zudan Arif Fakrulloh, Dirjen Kependudukan dan Pencacatan Sipil Kemendagri sebagai saksi untuk tersangka Markus Nari," kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah seperti dikutip Antara, Kamis (12/7/2018).

Sedianya, Zudan diperiksa KPK pada Senin (9/7/2018). Namun, Zudan mengirimkan surat agar KPK menjadwal ulang pemeriksaannya.

Selain Zudan, KPK hari ini juga memanggil tiga saksi lainnya untuk tersangka Markus Nari. Mereka adalah mantan anggota DPR 2009-2014 dari Fraksi Partai Gerindra Rindoko Dahono Wingit, PNS di Direktorat Pencegahan Penduduk Ditjen Dukcapil Kemendagri Rustinah, dan PNS pada Ditjen Dukcapil Kemendagri Suparmanto.

Baca Juga: Ivan Gunawan Jadi Penasihat di Ajang Miss Grand Indonesia 2018

KPK telah menetapkan anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Markus Nari sebagai tersangka dalam dua kasus terkait tindak pidana korupsi pengadaan paket penerapan Kartu Tanda Penduduk berbasis Nomor Induk Kependudukan secara nasional atau e-KTP.

Pertama, Markus Nari diduga dengan sengaja mencegah, merintangi atau menggagalkan secara langsung atau tidak langsung pemeriksaan di sidang pengadilan dalam perkara tindak pidana korupsi pengadaan paket penerapan Kartu Tanda Penduduk berbasis nomor induk kependudukan secara nasional tahun 2011-2012 pada Kementerian Dalam Negeri dengan terdakwa Irman dan Sugiharto di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Selain itu, Markus Nari juga diduga dengan sengaja mencegah, merintangi, atau menggagalkan secara langsung atau tidak langsung penyidikan dugaan tindak pidana korupsi terhadap mantan anggota DPR Miryam S Haryani dalam kasus indikasi memberikan keterangan tidak benar di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada persidangan kasus e-KTP.

Atas perbuatannya, Markus Nari disangkakan melanggar Pasal 21 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Kedua, KPK juga menetapkan Markus Nari sebagai tersangka dugaan tindak pidana korupsi pengadaan paket penerapan Kartu Tanda Penduduk berbasis Nomor Induk Kependudukan secara nasional (e-KTP) 2011-2013 di Kemendagri.

Baca Juga: Twitter Bakal Hapus Jutaan Akun, Ada Apa?

Markus Nari disangka melanggar pasal 2 ayat (1) atau pasal 3 UU No 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Korupsi jo pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI