PKS Dalam Keadaan Sulit, Lebih Baik Bangun Koalisi Islam

Selasa, 10 Juli 2018 | 19:01 WIB
PKS Dalam Keadaan Sulit, Lebih Baik Bangun Koalisi Islam
Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Zaenal A Budiyono. (Suara.com/Ria Rizki)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Zaenal A Budiyono melihat posisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam kondisi sulit. Hal itu terkait dengan posisinya dalam koalisi Pemilihan Presiden 2019 nanti.

Pasalnya, kini Partai Gerindra lebih cenderung senang 'bermesraan' dengan Partai Demokrat. Terlebih lagi kecil kemungkinan PKS akan merapat ke barisan partai pendukung capres Joko Widodo.

"PKS tidak akan mudah, karena sulit PKS ke Jokowi karena dalam berbagai isu sering berseberangan. Kalau kemungkinan meninggalkan bisa, tapi terbatas," kata Zaenal dalam diskusi bertajuk 'Sebulan Jelang Pendaftaran Capres: Koalisi (Bukan) Harga Mati?' di Pulau Dua Restaurant, Jakarta Pusat, Selasa (10/7/2018).

Zaenal melihat apabila PKS benar-benar ingin meninggalkan Partai Gerindra maka seharusnya PKS membentuk poros baru yang bernuansa Islami.

Baca Juga: Posisi PKS Semakin Lemah saat Demokrat Tempel Gerindra

"Kalau Gerindra dengan Demokrat, mau tidak mau harus buat poros baru. Poros Islam. Ini belum pernah terjadi. Secara sosiologis agak beda, terminologi Islamnya. Kalau saya merasa, PKS akan keras di awal, tapi detik akhir akan berpikir rasional," ujarnya.

Ia pun berpandangan PKS akan menentukan sikap di menit-menit akhir jelang pendaftaran calon presiden dan wakil presiden sama seperti ajang Pilpres 2014 lalu.

"PKS akan ambil posisi, entah mungkin seperti di 2014. Partai lain mengakui mesin PKS masif. Kalau lihat (Pilkada) Jabar Jateng, kita harus mengatakan mesin PKS masih bekerja walau organisasi pusat masih dirundung konflik elit," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI