Fakta Baru Tragedi KM Lestari Maju, Air Laut Masuk lewat Jendela

Reza Gunadha Suara.Com
Senin, 09 Juli 2018 | 22:42 WIB
Fakta Baru Tragedi KM Lestari Maju, Air Laut Masuk lewat Jendela
Suasana ketegangan saat evakuasi korban KM Lestari Maju (Ist)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penyidikan yang dilakukan Polres Selayar dan Polda Sulawesi Selatan menemukan fakta baru terkait tragedi kecelakaan KM Lestari Maju. Bukan karena kebocoran pada lambung, air laut justru masuk melalui jendela.

Penyidik telah memeriksa belasan saksi, termasuk nakhoda KM Lestari Maju Agus Susanto, dan perwira Posker Pelabuhan Bira,  Syah Bandar Bulukumba Kuat Maryanto, pemilik kapal Hendra Yuwono dan karyawan KM Lestari Maju bagian tiketing Isra Yuliana, serta Kepala Syah Bandar Bulukumba Zainuddin.

Hasilnya, diduga kuat KM Lestari Maju miring dan tenggelam bukan karena lambung kapal yang jebol, melainkan cuaca buruk, serta gelombang dan muatan melebihi manifes.

Menurut Kepala Bidang Humas Polda Sulsel Komisaris Besar Dicky Sondani, diketahui KM Lestari Maju meninggalkan pelabuhan Bira, Bulukumba sekitar pukul 10.00 WITA, dan mulai mengalami kemiringan saat melalui cuaca buruk di perairan Selayar, sekira pukul 12.00 WITA.

Baca Juga: Luis Enrique Arsitek Baru Timnas Spanyol, Dikontrak Dua Tahun

Saat melintas di perairan Selayar,  bekas kapal muatan kargo itu dihantam cuaca buruk dan gelombang tinggi hingga 5 meter.

"Gelombang air cukup tinggi 4 sampai 5 meter, sehingga air masuk melalui jendela sebelah kiri, dan  debit air yang masuk menyebabkan KM Lestari Maju miring ke kiri," terang Dicky saat menggelar konfrensi pers di ruang Dit Reskrimsus, Senin (9/7/2018) sore.

Saat air laut mulai masuk dan membuat kapal miring, awak kapal langsung mencoba menguras dengan pompa celup dan alat alkom. Namun, jumlah air laut yang masuk lebih banyak hingga debit air berlebih membuat KM Lestari Maju makin miring.

Hingga akhirnya KM Lestari Maju tenggelam dan kandas di perairan Pabaddilang, bersama 242 penumpang dan 48 kendaraan yang dimuatnya,

Dengan fakta itu, penyidik masih berkoordinasi dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk melakukan investigasi. Ditambah lagi, hingga saat ini tim penyelam belum menemukan bagian lambung kapal yang disebut bocor.

Baca Juga: Besok, SBY Umumkan Hasil Rapat soal Capres dan Cawapres

"Soal kebocoran perlu dilakukan investigasi terkait itu. Kita juga kerjasama dengan KNKT, karena kita juga join investigasi dengan KNKT," terangnya. [lirzam wahid]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI