Suara.com - Politisi Demokrat sekaligus Gubernur Nusa Tenggara Timur Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi mantap menyatakan mendukung Joko Widodo untuk kembali memimpin selama 2 periode. Meski Demokrat membantah jika pernyataan itu sebagai bagian dari pernyataan partai.
Ditemui wartawan di Masjid Istiqlal, Minggu (8/7/2018) kemarin, TGB beralasan sikapnya untuk mendukung Jokowi adalah pernyataan pribadi. Menurut dia, Jokowi memang layak untuk memimpin Indonesia selama 2 periode atau 10 tahun.
Di balik pernyataan TGB, dia mengaku belum membicarakannya dengan Demokrat. Dia bercerita sedikit mekanisme untuk mengambil keputusan di partai, yaitu lewat majelis tinggi partai. TGB merupakan salah satu anggota majelis itu.
"Ini sikap saya pribadi dan ajakan untuk kita melihat segala sesuatu secara proporsional," kata TGB.
Baca Juga: Zulkifli Hasan Buka Suara soal TGB Dukung Jokowi di Pilpres 2019
Menurut TGB, kerja Jokowi dalam membangun inftasruktur patut diacungi jempol. Pembangunan yang sudah dijalankan Jokowi saat ini, menurutnya perlu dilanjutkan. Alasan itu lah yang membuat TGB yakin jika diberikan kesempatan 5 tahun lalu jadi presiden, pembangunan akan merata.
"Sekarang perkerjaan sedang luar biasa, dan cukup pantas untuk memberikan kesempatan pada beliau menuntaskan seluruh yang dikerjakan dari Sabang sampai Marauke," kata dia.
Tak terkait pemeriksaan KPK
Jumat (6/7/2018) lalu, TGB juga ditanya soal alasan politis mendukung Jokowi. Apakah ada kaitannya dengan pemeriksaan KPK soal penjualan saham PT Newmont Nusa Tenggara? Klaim TGB, tidak ada.
"Tidak ada sangkut pautnya keputusan saya mendukung pemerintahan saat ini untuk periode selanjutnya dengan persoalan eksternal, baik itu terkait dengan KPK, Demokrat maupun masalah lainnya," kata TGB saat itu di Mataram.
Baca Juga: 5 Relawan Jokowi di NTB Mulai Deklarasi Dukung Duet Jokowi - TGB
Ia mengatakan, dukungan kepada Jokowi murni sebagai keputusan pribadi dan tanggung jawab sebagai anak bangsa.
"Saya telah mengamati situasi perpolitikan nasional selama empat tahun belakang ini. Dalam pandangan saya, gesekan dan polarisasi umat dengan menggunakan sentimen agama semakin mengkhawatirkan," katanya.
Karena itu, menurutnya, dalam dunia politik sentimen agama tidak boleh dilakukan, sentimen agama tersebut bisa dimanfaatkan untuk kemanfaatan umat. Gubernur NTB dua periode ini juga menyatakan belum pernah berkomunikasi dengan Partai Demokrat terkait pernyataannya tersebut, termasuk dengan Dewan Muttasyar Nandlatul Wathan (NW).
Karenanya, ia kembali menegaskan bila keputusannya mendukung Jokowi dua periode sebagai pernyataan pribadi dan tidak terkait dengan sejumlah persoalan lain.
Disinggung namanya dicoret dari daftar capres yang dirilis oleh alumni 212, TGB menyatakan bahwa hal tersebut sebagai sesuatu yang wajar, yang justru berbahaya menurutnya adalah menjustifikasi golongan lain yang tidak sepaham bukan sebagai bagian umat.
"Tidak usah terlalu dipersoalkan hal-hal yang bertolak dari prinsip. Ini keputusan saya, saya tegaskan lagi bahwa pernyataan saya adalah pernyataan pribadi," katanya.