"Saya telah mengamati situasi perpolitikan nasional selama empat tahun belakang ini. Dalam pandangan saya, gesekan dan polarisasi umat dengan menggunakan sentimen agama semakin mengkhawatirkan," katanya.
Karena itu, menurutnya, dalam dunia politik sentimen agama tidak boleh dilakukan, sentimen agama tersebut bisa dimanfaatkan untuk kemanfaatan umat. Gubernur NTB dua periode ini juga menyatakan belum pernah berkomunikasi dengan Partai Demokrat terkait pernyataannya tersebut, termasuk dengan Dewan Muttasyar Nandlatul Wathan (NW).
Karenanya, ia kembali menegaskan bila keputusannya mendukung Jokowi dua periode sebagai pernyataan pribadi dan tidak terkait dengan sejumlah persoalan lain.
Disinggung namanya dicoret dari daftar capres yang dirilis oleh alumni 212, TGB menyatakan bahwa hal tersebut sebagai sesuatu yang wajar, yang justru berbahaya menurutnya adalah menjustifikasi golongan lain yang tidak sepaham bukan sebagai bagian umat.
Baca Juga: Zulkifli Hasan Buka Suara soal TGB Dukung Jokowi di Pilpres 2019
"Tidak usah terlalu dipersoalkan hal-hal yang bertolak dari prinsip. Ini keputusan saya, saya tegaskan lagi bahwa pernyataan saya adalah pernyataan pribadi," katanya.