Popularitas NA menjadi magnet bagi sejumlah partai. Namun menurut Firdaus, NA lebih baik fokus menata pemerintahan dan mulai mencanangkan fondasi pembangunan.
"Mungkin melihat kondisinya sekarang, NA dalam posisi non partai. Karena kalau NA tiba-tiba masuk salah satu jaringan partai, Maka energinya bisa lebih terkuras dalam pragmatisme politik," jelas Firdaus.
Meski demikian, Firdaus menyarankan NA bisa menjadi pembina seluruh partai, tanpa mengistimewakan partai pengusung. Langkah itu untuk memberi kekuatan politik bagi dirinya sebagai non kader partai.
NA mendapat dukungan bukan semata-mata karena dukungan partai. Melainkan ketokohan yang dibangun selama menjabat Bupati Bantaeng.
Baca Juga: Partisipasi Pemilih Pilkada Jabar di Bawah Target Nasional
Begitulah yang terjadi dengan runtuhnya Golkar di Sulsel. Firdaus menyebutkan agar, "wait and see saja, jangan tiba-tiba NA masuk area politik praktis, masuk ke partai kemudian konsentrasinya terganggu. Karena figurnya, NA diharapkan masyarakat bisa melanjutkan pembangunan-pembangunan yang diwariskan Syahrul."
lirzam Wahid