Suara.com - Bom yang meledak di rumah terduga teroris di Kelurahan Pogar, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (5/7), ternyata sebelumnya akan digunakan untuk meneror TPS Pilkada 2018.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, terduga teroris pemilik bahan peledak tersebut, Abdullah alias Anwardi (50), sudah merencanakan mengebom tempat-tempat pemungutan suara (TPS) Pilkada 2018 pada 27 juni.
"Bom kelompok ini sebenarnya hendak digunakan untuk menyerang TPS-TPS pada saat pilkada lalu," kata Tito, Jumat (6/7/2018).
Menurut Tito, rencana tersebut akhirnya diurungkan. Sebab, polisi dan TNI terus melakukan perburuan terhadap kelompok jaringan teroris sebelum pilkada. Dalam perburuan itu, 138 orang ditundukkan.
Baca Juga: Kelaparan, Buruh Serabutan Jambret Emak-emak untuk Beli Mi Ayam
"Setelah Bom Surabaya, kemudian kami melakukan pengejaran-pengejaran, tekanan-tekanan, ini membuat kelompok-kelompok ini menjadi ragu-ragu," ujar Tito.
Maka itu, Tito menyebut peristiwa bom di Pasuruan bukan sebagai aksi teror yang dilakukan oleh pelaku, lantaran pelaku tak memiliki target sasaran lagi.
"Itu meledak sendiri, bukan serangan teror. Dimainkan anaknya di dalam rumah,” terangnya.
Untuk diketahui, Abdullah melarikan diri menggunakan sepeda motor setelah rentetan bom di rumahnya. Hingga kekinian, ia belum tertangkap.
Sementara tiga bom yang meledak di rumah kontrakan Abdullah dan jalanan kampungnya, Jalan Pepaya RT1/RW1 Pogar, Kamis kemarin, menyebabkan seorang bocah terluka. Bocah itu adalah anak Abdullah.
Baca Juga: Hantu Noni Belanda di Balai Kota Jakarta? Ini Cerita Para Pegawai
Sementara istri Abdullah, Dina Rohana, sudah diamankan untuk dimintakan keterangan.