Suara.com - Pengerjaan proyek revitalisasi Kota Lama Semarang terus dikejar supaya pada 2019 bisa masuk daftar tentatif Situs Warisan Dunia UNESCO. Peluang besar ini mesti dimanfaatkan, apalagi dua kawasan, yaitu Kota Tua Jakarta dan Sawah Lunto tidak berhasil masuk.
Proyek dengan dana Rp 165 miliar dari Kementerian PUPR ini baru berjalan 20 persen. Di antaranya pengerjaan pedestarian jalan, sistem drainase dan ducting saluran kabel dan air. Tujuannya sebagai langkah antisipasi penanganan air rob dan dan banjir yang kerap menggenangi 116 bangunan kuno bersejarah di kawasan yang kerap disebut Little Netherland itu. Semuanya demi masuk daftar tentatif Situs Warisan Dunia UNESCO.
"Untuk proyek pembangunan drainase di Jalan Letjen Suprapto saat ini sudah berjalan 80 persen. Namun proyek secara keseluruhan masih di angka 20 persen," kata Dimas Yudha, Kepala Kontraktor Pelaksana PT. Brantas Abipraya, Jumat (06/07/2018).
Pengerjaan proyek pedestarian dan drainase itu tersebar di beberapa titik seperti di Jalan Letjen Suprapto, Jalan Kepodang, Jalan Cendrawasih, Kedasih, dan Jalan Sendowo. Sementara di Bundaran Bubakan dipasang 80 tiang pancang dari 220 yang direncanakan. Kawasan Bubakan akan dibuat polder resapan air dan taman hijau.
"Kita optimis revitaliasi Kota Lama akan selesai pada Desember tahun ini," akunya.
Sementara itu, Hevearita Gunaryanti Rahayu, Ketua Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BP2KL), menerangkan, selain drainase dan ducting Kota Lama akan dipercantik dengan taman hijau dan aksesoris jalanan sesuai dengan tematik kuno.
"Ada penghijauan agar wisatawan nyaman, di Jalan Letjen Suprapto akan dibangun jalur bunga yang menggunakan pot, khusus di Bubakan, selain dibangun polder juga dibangun Ruang Terbuka Hjau," ujarnya.
Tantangan masuk daftar tentatif Situs Warisan Dunia UNESCO menurutnya cukup berat, lantaran Kota Lama sudah cukup lama mati suri dengan ratusan bangunan kuno yang tak berpenghuni ditinggal pemilik.
"Ada beberapa bangunan yang belum diketahui pemiliknya atau siapa yang bertanggung jawab melakukan konservasi, tetapi 80 persen bangunan di Kawasan Kota Lama sudah dilakukan konservasi oleh pemilik bangunan sendiri," terangnya.
Tantangan lainnya, setelah revitalisasi tentu harus ada perubahan, yakni menjadi destinasi yang luar biasa bagi Semarang.
"Sekarang saja sudah terlihat cantik, banyak gedung yang sudah hidup dan diperuntukkan destinasi wisata. Ke depannya, kawasan ini ini akan jadi ikon wisata Kota Semarang," katanya.
Hadirnya Semarang sebagai calon kandidat dalam daftar tentatif Situs Warisan Dunia UNESCO semoga turut membanggakan warga setempat dan seluruh masyarakat Indonesia.
Adam Iyasa