Besok, 5.000 Pendemo Anti Ahok Bakal Geruduk Kemendagri

Kamis, 05 Juli 2018 | 18:21 WIB
Besok, 5.000 Pendemo Anti Ahok Bakal Geruduk Kemendagri
Ilustrasi Persaudaraan Alumni (212).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebanyak 5.000 orang yang tergabung dalam Persaudaraan Alumni (212) akan menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Jumat (6/7/2018) besok.

Aksi itu guna menuntut pencopotan Mendagri Tjahjo Kumolo menyusul penunjukan Komjen M. Iriawan sebagai Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta.

"Polda Metro Jaya sudah menerima pemberitahuan berkaitan dengan unjuk rasa, besok. Kemudian kita buat perencanaan pengamanan dan di dalam pemberitaan itu ada 5.000 orang akan datang," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di kantornya, Kamis (5/7/2018).

Menurut surat pemberitahuan yang dikirim PA 212, kata Argo, para pendemo akan menggunakan Masjid Istiqlal dan Lapangan Monas sebagai titik kumpul.

Selain kantor Kemendagri, massa PA 212 akan turut menggelar aksi di gedung Bareskrim Polri, di gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan di Gambir, Jakpus.

"Titik kumpulnya ada di masjid Istiqlal dan di Monas," katanya.

Diketahui, PA 212 merupakan salah satu organisasi kemasyarakatan (ormas) yang pernah menggelar aksi berjilid-jilid untuk menuntut mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dijebloskan ke penjara karena dianggap melakukan penistaan agama terkait Surat Al Maidah ayat 51.

Terkait hal ini, Polda Metro Jaya juga akan mengerahkan sebanyak 6.500 personel untuk mengawal aksi menuntut pencopotan Tjahjo sebagai Mendagri.

"Dari kepolisian ada 6.500 personel kita turunkan, jadi kita akan amankan kegiatan ini agar masyarakat dapat melakukan aktivitas seperti biasa. Kegiatan penyampaian pendapat juga bisa dilaksanakan," kata dia.

Terkait aksi ini, polisi akan melakukan rekayasa lalu lintas agar masyarakat yang hendak berkendara di jalan raya dapat menghindari jalan-jalan yang akan digunakan para pendemo. Namun, sistem rekayasa lalin itu akan diterapkan secara situasional.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI