Lebih jauh Dwityo menerangkan, Kementerian PUPR sangat mendukung pengembangan smart city di Indonesia, termasuk melibatkan kerjasama sektor pemerintah dan swasta dari Korea Selatan. Pengembangan smart city di Indonesia akan dimulai secara khusus pada kota-kota baru yang menjadi pendukung dari kota besar.
Sebagai salah satu upaya pengembangan smart city, pemerintah telah membangun hunian yang terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah lewat rumah susun sederhana milik (Rusunami) dengan konsep TOD yang terkoneksi langsung dengan stasiun kereta.
Konsep TOD diharapkan mampu mengurangi angka kurangnya pasokan rumah (backlog) di Indonesia yang kini mencapai 11,4 juta dan juga mengurai kemacetan seta mengurangi kekumuhan.
Direktur Jenderal Cipta Karya Sri Hartoyo, pada kesempatan yang sama menambahkan, Kementerian PUPR telah menyiapkan rencana jangka panjang (road map) untuk mewujudkan pengembangan smart city yang telah dimulai sejak 2015.
Baca Juga: Titi Mongso, Merawat Koran dan Majalah Tempo Dulu di Era Digital
“Pada periode 2015-2025, Pemerintah berfokus untuk dapat memenuhi standar pelayanan minimal perkotaan pada semua kota di Indonesia, salah satunya lewat program 100 persen akses air bersih, 0 persen kawasan kumuh ,dan 100 persen akses sanitasi,” kata Sri Hartoyo.