Suara.com - Menteri Pertahanan Avigdor Lieberman mengungkapkan Israel tidak akan membolehkan alias melarang para pengungsi Suriah memasuki wilayahnya, tapi akan terus memberikan bantuan kemanusiaan bagi mereka.
Lebih dari 120.000 orang di Suriah barat daya terpaksa mengungsi sejak pemerintah Suriah meluncurkan serangan untuk merebut kembali sebuah daerah perbatasan antara Jordania dan Dataran Tinggi Golan, yang diduduki Israel, dari para pemberontak, kata satu kelompok pemantau.
Militer Israel mengatakan semakin banyak warga sipil Suriah terlihat berada di tempat-tempat penampungan pengungsi di Golan bagian Suriah dalam beberapa hari terakhir ini. Militer mengatakan bahwa pihaknya semalam telah mengirim bantuan ke empat lokasi "bagi para warga Suriah yang mengamankan diri dari kekerasan".
Pernyataan Lieberman di Twitter telah menekankan sikap Israel dan diikuti oleh Menteri Energi Yuval Steinitz, yang pada Jumat mengatakan bahwa para pengungsi tidak diperbolehkan masuk.
Baca Juga: Zabaleta: Piala Dunia 2018 Peluang Terakhir Messi Cs Raih Trofi
"Kami memperhatikan secara saksama peristiwa-peristiwa di Suriah selatan. Kita akan menjaga kepentingan keamanan Israel. Seperti biasanya, kita akan siap memberikan bantuan kemanusiaan bagi para warga sipil, perempuan dan anak-anak tapi kita tidak akan menerima pengungsi Suriah ke wilayah kita," tulis Lieberman dilansir dari Reuters yang dikutip Antara.
Israel telah menolak menerima pengungsi dari Suriah dan menuding Iran menempatkan markas militer dan personel di Suriah untuk memanfaatkan negara yang tercabik perang itu sebagai tempat untuk meluncurkan serangan ke Israel.
Namun, Israel telah menerima beberapa ribu warga Suriah sejak 2011, yang datang untuk menjalani perawatan medis. Warga-warga Suriah yang cedera telah dirawat di rumah-rumat sakit lapangan, yang didirikan di sepanjang perbatasan dengan Suriah di Golan, serta di rumah-rumah sakit Israel.