Pilkada 2018 Bikin Jalan Agus SBY Bertarung di Pilpres 2019 Berat

Jum'at, 29 Juni 2018 | 21:12 WIB
Pilkada 2018 Bikin Jalan Agus SBY Bertarung di Pilpres 2019 Berat
Agus Harimurti Yudhoyono di Kantor DPP Demokrat, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (26/6/2018). [Suara.com/Yosea Arga Pramudita]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Koordinator Komite Pemilih Indonesia (TePI) Jeirry Sumampow menganggap wacana Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhyono untuk mendorong putranya, Agus Harimurti Yudhoyono bertarung dalam Pilpres 2019 akan terganjal.

Jeirry mengatakan, ganjalan dalam jalan AHY menuju Pilpres 2019 itu adalah, terus tergerusnya pola dinasti politik dalam kancah politik kontemporer Indonesia.

Setidaknya, tren penurunan minat masyarakat terhadap calon pemimpin dari dinasti politik tertentu tampak pada Pilkada 2018.

Jeirry menjelaskan, masyarakat semakin dewasa dalam memilih pemimpinnya, sehingga turut berimbas pada munculnya sentimen anti-dinasti politik.

Baca Juga: Susy: Prestasi Tunggal Putri Masih Tertinggal dari Sektor Lain

"Publik semakin anti terhadap dinasti politik. Jadi, menurut saya, mungkin proses AHY ke Pilpres 2019 tidak terlalu mulus,” kata Jeirry di Kantor PARA Syndicate, Jalan Wijaya Timur, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (29/6/2018).

Apalagi, publik kekinian sudah bisa membaca tujuan SBY mendorong AHY masuk bursa calon presiden maupun calon wakil presiden.

Padahal, AHY pernah keok dalam kontestasi politik level daerah, yakni Pilkada DKI Jakarta tahun 2017.

"Tapi SBY dan Demokrat sangat menampilkan politik dinasti dan ini vulgar banget. Model politik SBY dan Demokrat kan seperti itu. Sejak awal di DKI saja kita sudah tahu bahwa AHY tidak akan menang," katanya.

Menurutnya, langkah yang dipilih oleh SBY untuk Pilpres 2019 hanya melawan arus, di mana publik semakin cerdas dalam menentukan pemimpinnya.

Baca Juga: Young Lex : Office Boy Jangan Henti Bermimpi

"Dia sedang melawan arus orang. Kalau melihat politik 2018 ini yang makin tidak suka dengan politik dinasti," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI