Suara.com - Pertemuan Presiden Joko Widodo mengadakan pertemuan empat mata dengan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, untuk membahas isu politik dalam negeri.
Seusai pertemuan, PM Mahathir mengatakan masalah politik Indonesia lebih besar jika dibandingkan Malaysia.
"Masalah yang dihadapi Indonesia lebih besar dari Malaysia, tapi jenisnya sama saja. Kami berbincang, tentang cara mengatasi masalah politik dalam negara demokratis," ucap Mahathir di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (29/6/2018).
Pemerintahan yang kuat, kata dia, harus menerapkan sistem demokrasi yang baik. Ia menyebut hal ini juga ingin diterapkan di Malaysia.
Baca Juga: Wah! Lawan Persib, Marko Simic Bisa Perkuat Persija
Tetapi, Mahathir meyakini di sejumlah negara pasti memiliki masalah pada sistem demokrasi.
"Masalah di negara yang baru menerapkan demokrasi adalah, mereka hanya ingin menang, tak mau kalah. Kalau kalah, demonstrasi, mogok, huru-hara,” tukasnya.
"Tetapi kalau kita mau menerapkan demokrasi, harus menerima hakikat bahwa dalam persaingan selalu ada yang menang dan kalah. Yang kalah harus menerima, tidak menimbulkan masalah,” terangnya.
Kalau semua pihak, kaum oposan maupun pemerintah di Indonesia maupun Malaysia seperti itu, maka sistem demokrasi akan berjalan baik.
"Itulah cara terbaik. Sebenarnya, di Malaysia tidak bagus-bagus amat. Tapi entah bagaimana kami menang, dan tak ada masalah sesudah kemenangan itu,” tandasnya.
Baca Juga: Tahanannya Unggul di Pilkada Tulungagung, KPK Gerak Cepat
Untuk diketahui, Mahathir juga diidolakan sejumlah kaum oposan di Indonesia. Bahkan, Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais, pernah menegaskan bakal kembali mengajukan diri sebagai calon presiden karena terinspirasi Mahathir yang memenangkan pemilu Malaysia meski sudah berusia 92 tahun.