Tahun 2015, kata Kres, OPM mendesak pemerintah menerapkan kebijakan untuk melakukan pembangunan di wilayah perbatasan, persisnya di kawasan Arso Timur.
“Tiga tahun berlalu, tapi belum ada janji pemerintah yang direalisasikan. Saya merasa menyesal dan kecewa. Padahal saya sudah pernah bertemu pemerintah pusat,” tukasnya.
Kres menuturkan, tahun 2016, ia menemui Kementerian Pertahanan RI. Selang setahun, 2017, ia menemui Badan Intelijen Strategis (BAIS) di Jakarta, untuk menyampaikan sejumlah program pembangunan. Tapi, semua pertemuan itu sia-sia, tak ada satu pun permintaan warganya yang direalisasikan.
Walau pernah bertemu pemerintah Indonesia di Jakarta, Kres menegaskan dirinya tak pernah menyerahkan diri, menyatakan menjadi warga RI, serta mendukung pemerintah NKRI.
Baca Juga: 26 Penerbangan Tujuan Surabaya - Denpasar Dibatalkan
“Saya tidak pernah menyerahkan diri kepada NKRI, saya masih bertahan dan berjuang untuk pembebasan bangsa Papua Barat,” tegasnya.
“Selama rakyat masih sengsara, hidup di bawah garis kemiskinan, terdapat ketimpangan sosial dan ketertinggalan, selama itulah kami berjuang untuk merdeka,” tandasnya. [Lidya Salmah]