Penembakan Massal di Koran Tertua AS, 5 Jurnalis Meninggal Dunia

Reza Gunadha Suara.Com
Jum'at, 29 Juni 2018 | 14:38 WIB
Penembakan Massal di Koran Tertua AS, 5 Jurnalis Meninggal Dunia
Gedung tempat redaksi Capital Gazette, Maryland, Amerika Serikat, menjadi target serangan teror seseorang bernama Jarrod Ramos, Kamis (28/6/2018) sore. [Capital Gazette]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Selain itu, Merrill juga memunyai kebijakan untuk memberikan kesempatan bagi para lulusan ilmu Jurnalisme maupun orang yang ingin bejalar jurnalistik untuk magang.

“Banyak dari peserta magang kami dulu menjadi jurnalis-jurnalis hebat, bertanggung jawab, dan lantas bekerja untuk media kesohor lain, termasuk The New York Times,” ungkapnya.

Ketika era digital datang medio 2000-an, terus Marquardt, surat kabar Capital Gazette terkena imbas. Staf edisi cetak yang semula 250 orang, menyusut dan hanya menyisakan 20 orang. Sementara lainnya, dialihtugaskan ke laman daring.

"Semua orang yang tersisa di sana terjebak dengan profesi mereka, karena mereka menyukai apa yang dilakukan," kata Marquardt. “Mati seperti ini adalah tragedi yang tidak bisa kamu pahami.”

Baca Juga: 226 Pergerakan Pesawat Terdampak Erupsi Gunung Agung

Setelah dibeli oleh grup Baltimore Sun Media pada tahun 2014, perusahaan pindah ke gedung baru dan mulai mereorganisasi bisnis media massa dengan menitik beratkan edisi daring.

Jurnalis Capital Gazette menggunakan ruang parkir untuk tempat kerja sementara menyiapkan edisi cetak, setelah penyerangan.

***

Kamis sore, pukul 18.00, tiga helikopter berputar-putar di gedung tempat markas Capital Gazette. Sirine mobil-mobil kepolisian meraung-raung. Jalanan akses ke gedung itu sudah diblokir. Polisi membuat parimiter pertahanan.

“Besok (Jumat; 29/6) edisi cetak kami akan tetap terbit,” demikian informasi yang tertera pada laman daring Capital Gazette.

Kamis malam, sekitar pukul 21.00, beberapa wartawan yang lelah dan seorang fotografer Capital Gazette mengatasi rasa trauma mereka dan langsung bekerja menyiapkan edisi cetak. Mereka bekerja di seberang gedung redaksi.

Baca Juga: Tak Banding, Aman Abdurrahman Siap Kapan Pun Dieksekusi Mati

"Surat kabar kami adalah salah satu surat kabar tertua di AS," katanya. "Ini adalah surat kabar nyata dan seperti setiap surat kabar, itu adalah keluarga," kata Joshua McKerrow, seorang fotografer, sembari menangis.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI