Sementara Presiden Donald Trump melalui Twitter, menyatakan turut berduka cita. "Doa saya bersama para korban dan keluarga mereka," katanya.
Juru bicaranya, Sarah Huckabee Sanders, juga menuliskan, "Menutuk tindak jahat kekerasan di Capital Gazette. Serangan terhadap jurnalis adalah serangan terhadap orang Amerika.”
Sedangkan komunitas jurnalis di Maryland juga mengutuk aksi Ramos tersebut. Mereka menilai, segala perkara jurnalistik seharusnya diselesaikan melalui saluran formal, bukan kekerasan.
"The Capital, seperti semua surat kabar, bisa membuat setiap orang marah setiap hari," tulis Marquardt, jurnalis di Maryland.
Baca Juga: 226 Pergerakan Pesawat Terdampak Erupsi Gunung Agung
“Pada era saya, orang-orang yang marah dan mau memprotes artikel, pasti menulis surat pembaca kepada editor. Tapi hari ini, orang meluapkan amarah melalui laras senjata. Setiap jurnalis pasti terancam keselamatannya, tapi kami mengabaikannya demi kepentingan publik.”
Bukan Akhir Sejarah
Capital Gazette dalam dunia jurnalistik AS memunyai sejarah panjang. “Awalnya pada tahun 1700-an, dan mereka mampu berkembang sehingga menerbitkan ‘The Capital’, koran sore yang sangat terkenal pada 1884,” kata Steve Gunn, mantan editor.
Sebelum tahun 1968, seluruh penerbitan Capital Gazette dikuasai oleh keluarga. Tapi setelahnya, semua penerbitan dibeli Philip Merrill—mantan diplomat AS dan pejabat NATO—sehingga mampu melakukan ekspansi ke banyak bentuk bisnis.
Merrill sendiri memimpin semua bisnis itu sampai kematiannya dengan bunuh diri pada tahun 2006.
Baca Juga: Tak Banding, Aman Abdurrahman Siap Kapan Pun Dieksekusi Mati
“Merrill yang melakukan reformasi di The Capital Gazette, dari koran lokal menjadi nasional. The Capital menjadi terkenal pada tahun 1991, setelah serangkaian artikel tentang perpeloncoan dan pelecehan seksual di akademi angkatan laut AS,” kata Marquardt, mantan editor.