Belasan Jam Erupsi, Sinar Api Muncul di Puncak Gunung Agung

Bangun Santoso Suara.Com
Jum'at, 29 Juni 2018 | 07:42 WIB
Belasan Jam Erupsi, Sinar Api Muncul di Puncak Gunung Agung
Gunung Agung di Provinsi Bali kembali erupsi. (dok.PVMBG-BG-KESDM)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam 12 jam terakhir Gunung Agung di Provinsi Bali terus aktif. Bahkan secara visual terpantau sinar api di atas puncak gunung api itu.

Berdasarkan data KESDM, Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunungapi Agung, pada Kamis (28/6/2018) dari pukul 18.00 WITA hingga pukul 24.00 WITA mengepul dari kawah asap berwarna putih dan kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal, ketinggian 2.500 meter di atas puncak kawah.

Secara kegempaan ada Tremor Meneru (Microtremor) yang terekam dengan amplitudo 10-15 mm (dominan 10 mm). Adanya abu vulkanik dan sinar api masih berlanjut dari pukul 24.00 WITA hingga pukul 06.00 WITA pada Jumat (29/6/2018) pagi tadi.

Dalam enam jam terakhir, terpantau asap kawah bertekanan sedang teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 1.500 - 2.000 meter di atas puncak kawah.
Sinar api juga masih terpancar di atas puncak kawah.

Baca Juga: 'Jagoan' PDIP Kalah di Sejumlah Provinsi, Hasto : Hal Biasa

"Tingkat aktivitas Gunung Agung pada Level III atau siaga," kata petugas di Pos Pengamatan Gunung Agung, Wahyu Ardi Setiawan.

Dengan kondisi itu, direkomendasikan agar warga baik pendaki, pengunjung maupun wisatawan tidak berada dekat dengan puncak Gunung Agung. Pendaki juga diimbau tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya yaitu di seluruh area dalam radius 4 kilometer dari kawah Puncak Gunung.

Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling terbaru.

Selain itu masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak. Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung. (Luh Wayanti)

Baca Juga: Berikut Daftar Tim Peserta Babak 16 Besar Piala Dunia 2018

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI