Terancam Bangkrut, Israel Cabut Larangan terhadap Turis Indonesia

Reza Gunadha Suara.Com
Kamis, 28 Juni 2018 | 14:52 WIB
Terancam Bangkrut, Israel Cabut Larangan terhadap Turis Indonesia
Pemandangan di kota tua Yerusalem, dengan kubah emas Masjid Al-Aqsa yang sangat mencolok (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Israel resmi membatalkan larangan terhadap wisatawan maupun peziarah asal Indonesia memasuki daerahnya.

Times of Israel, media berpengaruh di Israel, Rabu (27/6/2018), memberitakan pencabutan larangan berkunjung itu diterapkan setelah pemerintah Indonesia setuju menghapus moratorium visa untuk kelompok-kelompok Israel masuk ke Nusantara.

Bulan lalu, Indonesia mengatakan tidak lagi akan mengeluarkan visa bagi warga Israel dalam kelompok wisata.

Moratorium itu diterapkan Indonesia sebagai protes terhadap militer Israel yang menewaskan lebih dari 110 warga Palestina dalam aksi demonstrasi di perbatasan Gaza.

Baca Juga: WNA : Di Australia Golput Bisa Didenda dan Penjara

Israel bereaksi dengan cara yang sama, mengumumkan larangan terhadap wisatawan Indonesia.

Namun, pejabat di kementerian industri pariwisata Israel memprotes larangan masuk terhadap wisatawan dan peziarah Indonesia tersebut.

Sebab, pelarangan itu membahayakan industri pariwisata karena sekitar 30.000 orang Indonesia setiap tahun mengunjungi Israel. Setiap WNI rata-rata menghabiskan waktu lima malam menginap di Israel.

“Setelah melakukan kontak ‘diam-diam’, pembatasan visa terhadap wisatawan Indonesia dicabut, bersamaan dengan pencabutan pembatasan oleh Indonesia terhadap wisatawan Israel. Ini kabar baik,” kata Juru bicara Departemen Luar Negeri Israel Emmanuel Nahshon.

Untuk diketahui, Indonesia, negara yang berpenduduk mayoritas Muslim, tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.

Baca Juga: Partai Besar Kalah di Pilkada, Pengamat: Peta Pilpres Berubah

Yossi Fatael, kepala asosiasi perjalanan wisata Israel, mengakui pencabutan larangan masuk terhadap wisatawan Indonesia adalah hasil dari tekanan organisasinya.

“Kami mengirim surat ke Direktur Jenderal Kemenlu Yuval Rotem dan Menteri Pariwisata Yariv Levin, awal Juni. Kami menilai, larangan wisatawan Indonesia itu akan membuat keuangan kami menurun,” kara Fatael.

Sana Srouji, pengelola perusahaan perjalanan reiligus Yerusalem, juga mengatakan hal yang sama.

“Kebijakan larangan terhadap wisatawan Indonesia akan menjadi kutukan bagi agen-agen kami. Semua agen perjalanan akan bangkrut, karena 70 persen pendapatan berasal dari wisatawan Indonesia,” ungkapnya.

"Orang-orang Indonesia itu adalah pecinta Israel yang ingin mengunjungi dan juga menyumbangkan banyak uang," katanya.

Ia menambahkan, larangan pemerintah Israel itu juga akan merugikan para pemandu wisata yang sudah mengeluarkan banyak uang guna mempelajari bahasa Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI