Suara.com - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai fenomena kemenangan kotak kosong pada Pilkada Kota Makassar, Sulawesi Selatan, adalah bukti kemenangan masyarakat terhadap keinginan para elit.
"Ya kalau itu kan fenomena penting ya, bahwa design elite itu dikalahkan oleh keinginan rakyat," kata Fahri di DPR, Jakarta, Kamis (28/6/2018).
Politisi PKS ini mengingatkan, apabila merujuk pada definisi asalnya, yakni dari kata demos dan kratos, maka demokrasi secara substansi merupakan suara rakyat.
Apabila suara rakyat tidak menjadi pertimbangan para elit saat memilih kandidat, maka jangan salah apabila rakyat melawan dan membuat malu para elit.
Baca Juga: Tiga Ekor Buaya Teror Sungai di Jakarta, Kali Grogol Dijaga Ketat
"Elite di Makassar itu saya kira dipermalukan oleh aksi rakyat memilih kotak kosong dan di beberapa daerah. Elite dipermalukan rakyat," tutur Fahri.
Sekalipun akan dilakukan Pemilu ulang, namun secara de facto, rakyat di Makassar telah "menelanjangi" para elit di Kota Daeng tersebut.
"Ya itu terserahlah (Pemilu ulang). Tapi sign-nya itu dulu. Elite di sana ini dipermalu oleh rakyat. Itu saja," kata Fahri.
Seperti diketahui, berdasarkan hasil perhitungan cepat, pasangan calon wali kota dan calon wakil wali kota tunggal di Kota Makassar yakni Munafri Afifuddin - Rachmatika Dewi (Appi - Cicu) kalah melawan kotak kosong.
Appi-Cicu hanya mendapat 46,55 persen suara. Sedangkan kotak kosong unggul dengan 53, 45 persen suara.
Baca Juga: Kawasan Ganjil-Genap Diperluas, Uji Coba Mulai 2 Juli 2018