Presiden Filipina Duterte: Tuhan itu Bodoh

Reza Gunadha Suara.Com
Selasa, 26 Juni 2018 | 20:09 WIB
Presiden Filipina Duterte: Tuhan itu Bodoh
Presiden Filipina Rodrigo Duterte. (AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setelah mengutuk Paus Fransiskus, Uni Eropa dan Perserikatan Bangsa-Bangsa, presiden kontroversial Filipina, Rodrigo Duterte, mengecam Tuhan.

Ia menyebut Tuhan "bodoh", yang segera memicu kemarahan di negara mayoritas Katolik tersebut, demikian dilaporkan Telegraph, Selasa (26/6/2018).

Awal mula pernyataan Duterte itu ialah, ketika dia mempertanyakan kisah penciptaan dalam Alkitab saat perpidato yang disiarkan stasiun televisi.

Duterte mempersoalkan mengakap Tuhan menciptakan Adam dan Ahawa hanya untuk membiarkan mereka digoda setan.

Baca Juga: Demi Menang Pilkada, Timses Ramai-ramai Beli Ayam Cemani Mistis

"Siapa Tuhan bodoh ini?" kata presiden berusia 73 tahun itu.

“Bagaimana Anda bisa merasionalisasi Tuhan? Apakah Anda percaya? ”tutur Duterte bertanya kepada pemirsa di negara Katolik terbesar Asia itu.

Akibatnya, Uskup Filipina Arturo Bastes membalas pernyataan Duterte itu dengan tak kalah keras.

”Presiden Duterte adalah orang gila,” tukas Uskup Bastes.

”Mari kita berdoa agar rakyat bisa segera mengakhiri ucapan menghujat dan tendensi diktatorial Duterte,” tegasnya.

Baca Juga: Polisi Tak Netral di Pilkada Jabar Akan Dipecat

Namun, kantor kepresidenan, justru mengatakan pernyataan Duterte tak lepas dari pengalaman Duterte berseteru dengan gereja saat muda.

“Saya pikir, pernyataan presiden itu berasal dari pengalaman buruknya ketika masih muda. Dia diduga disiksa oleh seorang imam, ”kata juru bicara kepresidenan, Harry Roque.

Karenanya, kantor kepresidenan meminta pihak gereja serius menangani kesalahan-kesalahan para imam terhadap umat.

"Ini adalah masalah yang harus dihadapi gereja, dan mungkin saja terjadi bahwa presiden adalah salah satu korban."

Roque bahkan meminta otoritas Gereja Katolik meminta maaf kepada Duterte dan korban-korban lainnya.

"Gereja tidak dapat melupakan ini. Mereka harus mengakui dan meminta maaf sehingga semua korban, termasuk Presiden Duterte, juga dapat melanjutkan hidup mereka."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI