Tudingan Mark Up Proyek LRT Jakarta, Luhut: Kasian Pak Prabowo

Selasa, 26 Juni 2018 | 08:24 WIB
Tudingan Mark Up Proyek LRT Jakarta, Luhut: Kasian Pak Prabowo
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan di Kantor PDI Perjuangan, Jalan Raya Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Minggu (8/4/2018). (Suara.com/Dian Rosmala)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyebut Indonesia telah memenuhi standard-standard internasional terkait pembangunan kereta ringan (light rail transit/LRT). Luhut pun bantah adanya penggelembungan dana LRT Jakarta.

Luhut mengklaim menggunakan pekerja lokal untuk membangun LRT. Selain itu LRT Jakarta menggunakan standar dari Prancis.

"Kita beli model itu yang nanti kita juga bisa jual ke orang lain. Sudah ada studi-studinya, jadi standard-standard internasional sudah sangat kita penuhi. Jadi kalau nggak ngerti, enggak usah ngomong," tuturnya, Senin (26/6/2018).

Luhut juga ingin meluruskan informasi mengenai biaya pembangunan LRT. Menurut dia, berdasarkan informasi yang valid, rata-rata proyek pembangunan LRT akan membutuhkan investasi sekitar Rp400 miliar per km atau sekitar 28 juta dolar AS.

Konstruksi LRT yang melayang (elevated) juga dipastikan akan menambah biaya investasi dibanding kontruksi di darat.

"LRT itu kalau 7 juta dolar per km, kasihan Pak Prabowo dapat informasi yang tidak pas. Kalau kita itu rata-rata Rp400 miliar per km. Di tempat lain ada yang Rp600 miliar per km ada juga yang sampai Rp1 triliun per km. Kalau 'elevated' pasti lebih mahal. Jadi jangan gampang buat kesimpulan," ujarnya.

Saat ini, di Indonesia tengah dibangun jaringan transportasi massal LRT, yakni LRT Palembang, LRT Jakarta dan LRT Jabodebek. Selain untuk mengurai kemacetan, pembangunan LRT khususnya di Palembang dan Jakarta juga untuk mendukung perhelatan Asian Games Agustus mendatang. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI