Suara.com - Sebanyak 12 orang, empat di antaranya anggota DPRD Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), dilaporkan ke polisi atas dugaan sebagai provokator penyanderaan enam perempuan di Hotel Venus, Penajam, mulai 23 hingga 24 Juni 2018.
"Pada hari Minggu sore, klien melaporkan empat anggota Dewan, yakni Jamaluddin Tanjung, Fadliansyah, dan Andi Yusuf dari Partai Golkar, serta Sudirman dari PDI terkait dengan kasus penyanderaan ini," kata Agus Amri di Balikpapan, Senin (25/6/2018) malam.
Agus Amri, pengacara dari pelapor Hajah Syahariah dan korban penyanderaan lainnya menyebutkan, bahwa Andi Yusuf adalah Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten PPU.
Selain keempat orang tersebut, juga dilaporkan Ketua Pemuda Pancasila (PP) PPU Rauf Muin, Ketua Laskar Merah Putih Anwari, anggota PP PPU Nasir, Zaini Lonta yang ketua organisasi massa Gasak Libas, Ales, dan Julak, Gunawan, dan Rokhman Wahyudi yang bekerja sebagai pengacara.
Baca Juga: Tak Dilayani, Ibu Hamil Meninggal saat Lahiran di Malam Takbiran
Gunawan dan Rokhman Wahyudi diketahui adalah anggota Tim Pemenangan Pasangan Andi Harahap dan Fadly Imawan (AHLI) yang diusung Partai Golkar dalam Pilkada Serentak 2018.
Dikepung Massa
Pelapor Hajah Syahariah sendiri adalah kakak tertua dari Abdul Gafur Mas'ud (AGM), calon bupati dari Partai Demokrat.
Perempuan yang diduga disandera selain keluarga Gafur Mas'ud, yakni Rahmawati, Wahyuni Al Qadri, Siti Ardianti, Memey, Siti Aisyah Mas'ud, dan Hijrah Mas'ud. Semuanya warga Balikpapan.
Menurut Hajah Syahariah, mereka datang ke Penajam untuk memberi dukungan moril kepada saudara mereka, Gafur Mas'ud.
Baca Juga: Swimsuit Cynthiara Alona Melorot, Netizen Yakin Disengaja
Para terlapor dituduh telah menggerakkan massa dan mengepung kamar nomor 5 tempat Hijrah Mas'ud dan timnya menginap.
Mereka melakukan hal tersebut karena menduga sedang terjadi praktik politik uang di kamar tersebut. Bahkan, dikabarkan mereka membawa uang tunai hingga Rp 6 miliar untuk dibagi-bagikan menjelang pilkada, 27 Juni 2018.
Atas informasi itu, sejak Sabtu (23/6/2018) malam, massa mengepung kamar tersebut sambil berteriak-teriak dan menggedor-gedor pintu kamar.
Kepada Panitia Pengawas yang diminta datang, massa menuntut kamar diperiksa dan keenam perempuan digeledah.
Karena tidak ada anggota Panwas yang perempuan, menunggu seorang anggota Panwas Kecamatan Penajam untuk bisa melakukan penggeledahan atas tuntutan massa tersebut.
Sebelumnya, massa juga memeriksa kiriman makanan dan pakaian bersih untuk para perempuan tersebut.
Evakuasi baru dilakukan pada Minggu (24/6/2018) dini hari, Amri bersama polisi bisa mengevakuasi para sandera setelah berkompromi dengan massa untuk menyegel kamar tersebut hingga Panwas memeriksa kembali.
Ketika itu sudah 10 jam, keenam perempuan berada di dalam kamar karena ditahan massa.
"Mereka benar-benar ketakutan. Bahkan, Bu Haji sempat pingsan," kata Amri.
Dua orang di antara mereka kemudian beristirahat di RS Pertamina Balikpapan karena trauma.
Pada Minggu siang, dengan diawasi massa, penggeledahan kamar tersebut dilakukan langsung Ketua Panwas Kabupaten PPU Daud Yusuf Bersama dua anggotanya. Hasilnya tidak ditemukan barang bukti yang mengarah pada praktik politik uang.
Meski demikian, Daud Yusuf belum membuat pernyataan mengenai hal tersebut. Ia menyebutkan masih perlu berkonsultasi dengan Ketua Bawaslu Provinsi Kaltim Syaiful Bachtiar.
Agus Amri mengatakan, keluarga tidak bisa menerima perlakuan tersebut. Oleh karena itu,mereka melapor kepada polisi untuk mengusut kasus tersebut dan menegakkan hukum.
"Ini aksi persekusi dan main hakim sendiri, dan ini nyata pelanggaran hukum yang kejadiannya tepat di depan hidung aparat," tegasnya.
Kepala Kepolisian Resor PPU Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Sabli Umar menyatakan, pihaknya segera memproses laporan tersebut. Pada Minggu sore itu juga dia memerintahkan satuan reserse kriminal (Reskrim) bergerak.
Tidak ada seorang pun dari para terlapor bisa dihubungi untuk sementara ini.
Rawan Politik Uang
Hotel Venus adalah penginapan di KM 1,5 Jalan Poros Penajam. Hotel ini didesain sebagai motel. Kamar di lantai dasar memiliki halaman dan kendaraan bisa parkir langsung di depan kamar.
Kamar nomor 1 sampai dengan nomor 6 berada pada satu bangunan memanjang arah selatan-utara. Di seberang bangunan kamar itu ada kedai kopi yang juga dikelola hotel.
Dari kedai inilah sejak Sabtu sore sebagian orang yang mencurigai pelaku politik uang itu duduk-duduk dan mengawasi kamar.
Pilkada PPU diikuti tiga pasangan calon, yaitu pasangan Mustaqim/Sofyan Nur (Mustika) yang diusung Partai Gerindra, pasangan Andi Harahap/Fadly Imran (AHLI) dicalonkan Partai Golkar, dan pasangan AGM/Hamdan yang diajukan Partai Demokrat.
Dari ketiga pasangan calon itu, Mustika dan AHLI berlatar birokrat. Mustaqim adalah petahana dan masih menjabat sebagai Wakil Bupati PPU, Andi Harahap pernah menjadi Ketua DPRD Kabupaten PPU dan bupati periode 2008 s.d.2013.
AGM yang berusia 30 tahun adalah pengusaha sukses.
"Karena latar belakangnya itu, AGM rawan dituduh lakukan praktik politik uang," kata Edwin, jurnalis di Penajam. (Antara)