Polisi Bersenjata Laras Panjang Jaga Pengajian Petani Kulon Progo

Minggu, 24 Juni 2018 | 19:02 WIB
Polisi Bersenjata Laras Panjang Jaga Pengajian Petani Kulon Progo
Personel Brimob dengan senjata laras panjang saat mengawal kampanye Jokowi di Abepura, Papua, Sabtu (5/4/2014).[suara.com/Bagus Santosa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kegiatan Syawalan dan Halal bi Halal Paguyuban Petani Lahan Pantai Kulon Progo (PPLP-KP) yang berlangsung pada Minggu, (25/6/2018) di Dusun Pleret, Panjatan didatangi aparat kepolisian bersenjata laras panjang.

Widodo sebagai warga yang juga panitia penyelenggara mengatakan tindakan kepolisian berlebihan. Menurutnya ini hanya acara syawalan tidak ada tindakan yang akan mengarah ke aksi kekerasan

"Saya melihat bapak polisi bersenjata lengkap mengawal Syawalan PPLP. Ini Halal bi Halal kok dihadapi dengan laras Panjang, " kata Widodo dalam sambutannya.

Pengawalan dengan laras panjang menurut Widodo dianggap sudah mengarah ke cara-cara intimidasi. Walaupun demikian ia mengajak warganya untuk tidak takut dengan pihak kepolisian yang berjaga.

"Ini Halal bi Halal gitu saja pakai laras panjang, tapi warga ojo wedi (jangan takut)," pesannya kepada Warga PPLP-KP.

Ipda Tony selaku Kanit Reskrim Polisi Sektor Panjatan yang hadir dalam kegiatan syawalan PPLP-KP mengatakan pihak kepolisian yang dikerahkan sekitar 25 personil. Semuanya hanya bertugas mengamankan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Dalam acara ini kita hanya mengamankan situasi jangan sampai lalu lintas macet, adapun untuk peyelenggara agar acaranya bisa berjalan baik, tidak ada gangguan apapun," kata Ipda Tony di sela-sela acara.

Perihal ada personil yang membawa senjata laras panjang Ipda Tony membenarkan hal itu. Personil yang membawa dalam pengakuannya hanya 4 personil, menurut Ipda Tony itu sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku di Kepolisian.

"Itu hanya SOP itu pun sudah ada komandan regu, bagaimana melakukan tindakan," ujarnya.

Walaupun demikian pihaknya menjelaskan tidak akan menggunakan senjata itu karena kegiatannya bentuknya syawalan dan pengajian.

"Di sini tidak digunakan, ini hanya pengajian dan syawalan," kata Ipda Tony.

Paguyuban Petani Lahan Pantai Kulon Progo (PPLP-KP) merupakan warga yang menolak tambang pasir besi di Kulon Progo seluas 2.987 Hektar yang ruang hidupnya sangat terancam. (Somad)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI