Pilkada Jawa Timur: Tertawa saat Cagub Belepotan Bicara Jawa

Minggu, 24 Juni 2018 | 10:42 WIB
Pilkada Jawa Timur: Tertawa saat Cagub Belepotan Bicara Jawa
Debat Publik Pemilihan Gubernur Jawa Timur 2018 yang digelar di Gedung Dyandra, Surabaya, Sabtu (23/6/2018) malam. (Suara.com/Achmad Ali)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Segmen lima Debat Publik Pemilihan Gubernur Jawa Timur 2018 yang digelar di Gedung Dyandra, Surabaya, Sabtu (23/6/2018) malam, menjadi ajang tertawaan para pendukung kedua pasangan calon (Paslon).

Pasalnya, dalam segmen tersebut kedua Cagub mendapatkan kesempatan menjawab pertanyaan menggunakan bahasa daerah.

Meski kedua calon gubernur ini asli Jawa Timur, namun baik Khofifah maupun Gus Ipul kurang fasih berbahasa Jawa. Saat pembawa acara Brigita Manohara melontarkan pertanyaan dalam bahasa Jawa, jawaban kedua Cagub bercampur bahasa Indonesia. Hasilnya terlihat sedikit lucu.

Gus ipul mendapatkan pertanyaan tentang bagaimana sikapnya dalam melakukan penanganan pasca bencana. "Kepiye usaha sampean kanggo nyengkuyung rembukan sing penak, antara pemerintah lan swasta soko upaya penyiapan respon sak marine ono bencono?" (Bagaimana usaha anda untuk berembuk dan merangkul swasta untuk penanganan pasca bencana?).

Sebelum menjawab pertanyan, Gus Ipul meminta izin menambahi penjelasan dengan bahasa Indonesia. "Nyuwun agunge pangapunten mbok bilih mangke pada saat menyampaikan niki nggih mboten boso Jowo kabeh nggih wonten boso Indonesiane," ujar Gus Ipul dengan belepotan.

"Kulo besyukur Jawa Timur niki gadah kathah pihak-pihak swasta ingkang kerso ndamel pelayanan bencana kalih Pemerintah propinsi Jawa Timur. Swasta-swasta ini punya hubungan sing cedek kalih pemerintah. Tiap tiga bulan ngumpul mbahas macem-macem yang bisa di...yang saget damel antisispasi lek wonten bencana," ujarnya dengan bahasa campuran Jawa dan Indonesia.

Sementara itu Khofifah Indar Parawansa mendapatkan pertanyaan tentang pusat data di pemerintahan yang berbeda-beda yang membuat pemerintah sulit untuk mencocokkan data yang baik. "Kepiye carane sampean ngatasi pusat data nang pemerintah yang berbeda, padahal iku kanggo penunjang pemerintahan sing apik?"

Khofifah kemudian menjawab dengan bahasa campuran antara Jawa halus, Jawa kasar, dan bahasa Indonesia. Hal itu sama juga dengan apa yang diucapkan Gus Ipul saat menjawab pertanyaan.

"Kala wau pertanyaan niku sami dilontarkan panelis. Bahwa dinten meriko sesungguhnya banyak negoro-negoro lintu sampun milai industri sekawan titik nol. Lah meniko sedadosipun datanipun intergasikan," ujarnya.

Tentunya apa yang diucapkan oleh kedua pasangan calon ini, membuat beberapa kali penonton tertawa. Karena mereka kagok saat berbicara dengan bahasa Jawa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI