Money Politic, Menteri Desa : Ambil Uangnya, Pilih dengan Hati

Iwan Supriyatna
Money Politic, Menteri Desa : Ambil Uangnya, Pilih dengan Hati
Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo. [Dok Kemendes PDT]

Ia meminta kepada masyarakat untuk dapat memilih dengan cerdas.

Ia menegaskan kembali bahwa siapapun yang terpilih sebagai Kepala Daerah haruslah mengutamakan pembangunan desa agar desa-desa tidak tertinggal serta menjadikan desa sebagai penggerak ekonomi pembangunan.

"Desa adalah motor penggerak pembangunan ekonomi, tolong perhatikan desanya lebih baik lagi," pesan Eko Putro Sandjojo.

Sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam, infrastruktur desa terus dibangun untuk memaksimalkan hasil desa.

Pemerintah berkeinginan menjadikan infrastruktur sebagai penunjang pembangunan Desa. Akan tetapi di sisi lain masih banyak desa yang miskin dan tertinggal.

Baca Juga: Potret Para Kepala Daerah Ikuti Cek Kesehatan di Kemendagri

Eko menyadari bahwa saat ini masih banyak masyarakat di desa yang miskin dan tertinggal. Sementara itu pertumbuhan ekonomi masih tinggi.

Satu sisi tidak ada pengurangan kemiskinan dan kesenjangan. Hal ini berpotensi akan menimbulkan gejolak sosial.

“Pak Jokowi sadar akan hal ini dan melalui nawacita ke-3 membangun bangsa dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Selama 3,5 tahun pemerintah telah menyalurkan Rp 127,74 triliun dana desa,” kata Eko.

Ia juga mengatakan, terkait dengan program pendampingan desa yang bertujuan memajukan desa, sejauh ini masih terkendala dengan jumlah pendamping dan anggaran yang tersedia.

Menurut Eko, idealnya satu desa di dampingi satu orang. Tapi saat ini yang terjadi satu orang justru mendampingi empat desa.

"Idealnya satu pendamping satu desa, saat ini satu pendamping empat desa karena keterbatasan anggaran. Tapi itu bukan keterbatasan sekarang sudah ada sosial media komunikasi via WA," katanya.

Baca Juga: Bang Doel Cek Kesehatan Jelang Pelantikan: Asam Uratku Ternyata Bagus

Eko juga menyebutkan saat ini jumlah pendamping yang tersebar di seluruh Indonesia mencapai sekitar 40.000 orang dengan anggaran yang disediakan Pemerintah hampir Rp 2 Triliun.