Akibat penembakan itu membuat lima warga Suku Anak Dalam menderita luka-luka dan harus dirawat di rumah sakit. Mereka adalah Supri (15), Unom (20), Buyung (60), Bujang (35) dan Yatim (18).
Orang Rimba Kelompok Hari
Bagi yang sudah lama tinggal di Jambi, amat amat jarang terdengar terjadi konflik sesama kelompok Orang Rimba atau Suku Anak Dalam. Kabar yang kerap terdengar justru konflik Orang Rimba dengan warga luar ataupun dengan perusahaan di sekitar lokasi mereka hidup.
Dari berbagai informasi, kelompok Hari merupakan kelompok Suku Anak Dalam yang sudah bermukim. Mereka kini berada di pemukiman SAD di Desa Pasir Putih Kecamatan Pelepat, Kabupaten Bungo. Kelompok ini berjumlah lebih dari 50 kepala keluarga (KK), dan sehari-hari selain berburu mereka sudah melakukan budidaya ikan dan berkebun.
Pola kehidupan kelompok ini sudah mendekati warga pada umumnya. Salah satunya menetap pada satu tempat. Berbeda dengan Orang Rimba yang masih tinggal di hutan dan memilih hidup melangun atau berpindah tempat.
Mereka juga sudah mulai mengandalkan sumber-sumber penghidupan lain selain kegiatan berburu yang tidak bisa lagi diharapkan saat ini.
Salah satu tokoh di kelompok ini, Perencam Bepak Seri mengatakan, kegiatan berburu tidak bisa diandalkan lagi menjadi mata pencaharian utama mereka. Karena itu, mereka mulai belajar untuk berkebun karet dan beternak ikan demi menunjang kehidupan sehari-hari.
Saat ini ada sekitar 17 anak-anak dari kelompok SAD Desa Pasir Putih yang sudah mengecap pendidikan formal. Perencam berharap dengan adanya pendidikan, anak-anak mereka bisa menjadi orang yang sukses dan mendorong kemajuan untuk kelompok mereka.
Ia pun menyayangkan insiden penembakan yang menimpa lima orang warganya. Apalagi mereka selama ini sudah cukup beradaptasi dengan dunia luar.
Direktur Pundi Sumatera, M Sutono juga amat menyesalkan kejadian tersebut. Pundi Sumatera adalah salah satu organisasi yang selama ini aktif melakukan pendampingan terhadap Orang Rimba di Jambi.