Suara.com - Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya TNI Muhammad Syaugi mengatakan, sebanyak 70 orang personel dikerahkan untuk mencari korban penumpang kayu KM Sinar Bangun di perairan Danau Toba, Sumatera Utara.
Personel tersebut terdiri dari Basarnas Special Group (BSG) yang memiliki kemapuan lebih di darat, laut, dan udara.
Syaugi menjelaskan, setelah mendapat laporan kapal kayu KM Sinar Bangun tenggelam, tim langsung menuju tempat kejadian dan melakukan pencarian.
"Sudah dari kemarin menyusuri lokasi sampai 7 kilometer, sudah temukan saat kejadian. (Senin 18 Juni) jam 17.30 WIB kami dapat info, jam 18 00 Basarnas meluncur lokasi, perjalanan pos parapat ke loaksi 40 menit, setengah 8 di lokasi, mencari korban-korban," ujar Syaugi di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (20/6/2018).
Baca Juga: KM Sinar Bangun yang Tenggelam di Danau Toba Tak Kantongi Izin
Pada pencarian hari pertama, tim menemukan 19 penumpang. Sebanyak 18 orang di antaranya ditemukan selamat dan satu orang meninggal dunia. Pencarian dilakukan sampai Selasa 19 Juni pukul 00.25 WIB.
Setelah itu, kapal yang melakukan pencarian mengisi bahan bakar dan kembali melakukan pencarian sekitar pukul 4.00 WIB.
"Sampai sore tadi, kami dapat dua orang, jam 7 dan 10 pagi," katanya.
Ia menerangkan, kedalaman air di sekitar lokasi tenggelamnya kapal KM Sinar Bangun mencapai 300 sampai 500 meter.
Selain menerjunkan tim penyelam, Basarnas juga menggunakan alat khusus remote underwater vehicle (RUV).
Baca Juga: Netizen Ributkan Belahan Dada Aurel Hermansyah
"Bisa lihat sampai 300 meter, kita sinergi dengan stakeholder lain TNI, polisi, untuk sama-sama mencari korban-korban yang ada. Ini tugas mulia dan harus dikerjakan pakai hati," kata Syaugi.
Syaugi kemudian berharap, selama tujuh hari pencarian korban yang masih hilang bisa ditemukan. Kalau tidak, pihaknya akan menambah waktu pencarian sebanyak tiga hari.
"Setelah 10 hari tidak ditemukan, atau ada kemungkinan ditemukan akan tambah. Karena ini keluarga kita (yang terkena musibah) kami akan all out seperti arahan presiden sehingga pencarian korban bisa ditemukan," jelas Syaugi.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menambahkan, KM Sinar Bangun hanya memiliki kapasan 43 orang penumpang, atau kapal berukuran 35 gross tonage.
"Kami membuat upaya-upaya membuat tim, pertama tim pencarian pertolongan penanggungjawab dari Basarnas, ada kepolisian, TNI, dari unsur daerah," jelas Budi.
Selain itu, tim juga melibatkan Komite Nasional Keselamatan Transportasi untuk mencari tahu penyebab terjadinya kecelakaan. Serta tim yang ditugaskan khusus untuk melakukan penanganan terhadap korban.
"Tim kelima tim pemulangan korban, kalau ada beberapa korban yang harus dipulangkan atau meninggal ada tim khusus, terakhir tim media," kata dia.
Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, Kemenhub akan melakukan evaluasi untuk meningkatkan keselamatan pada transportasi di Indonesia. Khususnya pada transportasi laut.
"Kami akan lakukan audit KNKT, dan audit akan jadi dasar melakukan evaluasi, tentang tata laksana dan bagaimana mengatur suatu pelayaran ini lebih baik," kata Budi.