Pencarian Korban KM Sinar Bangun Dilakukan Selama 10 Hari

Rabu, 20 Juni 2018 | 22:07 WIB
Pencarian Korban KM Sinar Bangun Dilakukan Selama 10 Hari
Personel Basarnas mengangkat perahu karet saat akan melakukan pencarian korban KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba, Simalungun, Sumatera Utara, Rabu (20/6).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya TNI Muhammad Syaugi mengatakan, sebanyak 70 orang personel dikerahkan untuk mencari korban penumpang kayu KM Sinar Bangun di perairan Danau Toba, Sumatera Utara.

Personel tersebut terdiri dari Basarnas Special Group (BSG) yang memiliki kemapuan lebih di darat, laut, dan udara.

Syaugi menjelaskan, setelah mendapat laporan kapal kayu KM Sinar Bangun tenggelam, tim langsung menuju tempat kejadian dan melakukan pencarian.

"Sudah dari kemarin menyusuri lokasi sampai 7 kilometer, sudah temukan saat kejadian. (Senin 18 Juni) jam 17.30 WIB kami dapat info, jam 18 00 Basarnas meluncur lokasi, perjalanan pos parapat ke loaksi 40 menit, setengah 8 di lokasi, mencari korban-korban," ujar Syaugi di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (20/6/2018).

Baca Juga: KM Sinar Bangun yang Tenggelam di Danau Toba Tak Kantongi Izin

Pada pencarian hari pertama, tim menemukan 19 penumpang. Sebanyak 18 orang di antaranya ditemukan selamat dan satu orang meninggal dunia. Pencarian dilakukan sampai Selasa 19 Juni pukul 00.25 WIB.

Setelah itu, kapal yang melakukan pencarian mengisi bahan bakar dan kembali melakukan pencarian sekitar pukul 4.00 WIB.

"Sampai sore tadi, kami dapat dua orang, jam 7 dan 10 pagi," katanya.

Ia menerangkan, kedalaman air di sekitar lokasi tenggelamnya kapal KM Sinar Bangun mencapai 300 sampai 500 meter.

Selain menerjunkan tim penyelam, Basarnas juga menggunakan alat khusus remote underwater vehicle (RUV).

Baca Juga: Netizen Ributkan Belahan Dada Aurel Hermansyah

"Bisa lihat sampai 300 meter, kita sinergi dengan stakeholder lain TNI, polisi, untuk sama-sama mencari korban-korban yang ada. Ini tugas mulia dan harus dikerjakan pakai hati," kata Syaugi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI