Moeldoko Lembur Pantau Arus Mudik dan Kapal Tenggelam

Rabu, 20 Juni 2018 | 18:28 WIB
Moeldoko Lembur Pantau Arus Mudik dan Kapal Tenggelam
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko turut lembur dengan memantau kondisi arus balik dan peristiwa tenggelamnya Kapal KM Sinar Bangun pada Rabu (20/6/2018). (Suara.com/Nikolaus Tolen)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko turut lembur dengan memantau kondisi arus balik dan peristiwa tenggelamnya Kapal KM Sinar Bangun pada Rabu (20/6/2018). Moeldoko tampak menemani belasan tenaga ahli Kantor Staf Presiden yang bergiliran piket selama masa cuti bersama.

"Kita harus memastikan negara dan pemerintah hadir, meski dalam suasana libur. Kenyamanan masyarakat, terutama yang tengah melakukan perjalanan arus balik maupun kejadian-kejadian lain, harus dipastikan mendapat pelayanan terbaik," kata Moeldoko melalui keterangan persnya kepada wartawan.

Bersama dengan Deputi II Kepala Staf Kepresidenan Yanuar Nugroho, Staf Khusus Kepala Staf Kepresidenan Eddy Soepadmo dan beberapa tenaga ahli Kantor Staf Presiden, Moeldoko memantau pergerakan arus lalu-lintas yang disajikan melalui citra satelit dan CCTV di berbagai daerah, termasuk visual real time jalan tol Cikampek-Cikopo-Palimanan-Kanci serta berbagai bandara dan pelabuhan di Indonesia dari Situation Room di lantai dasar Bina Graha.

Melihat kepadatan di beberapa ruas tol, mantan Panglima TNI tersebut langsung berkomunikasi dengan pejabat terkait lewat grup percakapan di telepon genggamnya. Saat itu juga, Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Agung Budi Maryoto memberikan penjelasan mengenai penyebab kemacetan serta kebijakan contra flow sebagai upaya mengurai penumpukan kendaraan.

"Titik-titik kepadatan terjadi karena volume mobil yang tinggi mendekati rest area. Kebijakan lalu-lintas satu arah dilakukan untuk memprioritaskan arus balik menuju Jakarta," kata Maryoto.

Terkait dengan musibah tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba pada Senin, 18 Juni lalu, Moeldoko menelpon langsung Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Irjen Pol Budi Setiyadi untuk mengetahui perkembangan terkini.

Budi Setiyadi menjelaskan, hingga siang ini sudah ditemukan 21 penumpang kapal dengan rute Simalungan-Samosir itu.

"Tiga orang perempuan meninggal dunia, dan 18 orang penumpang berhasil diselamatkan," katanya.

Saat ini, Basarnas, BPBD, Kepolisian dan berbagai pihak lain masih mencari penumpang yang dinyatakan hilang.

"Jumlah penumpang sebenarnya belum bisa dipastikan, karena ini kapal rakyat yang tak ada manifesnya. Transaksi pembelian tiketnya pun masih dilakukan secara manual," kata Budi Setiyadi yang berada di posko lokasi pencarian korban di Sumatera Utara.

Dirjen Hubdar menjelaskan, pihaknya telah memberikan pengumuman agar masyarakat yang merasa kehilangan sanak saudara dalam musibah ini melapor ke posko pencarian korban.

"Sejauh ini sudah ada laporan 140 orang yang dilaporkan hilang. Tapi kami sedang memverifikasi data itu, karena laporan dilakukan di dua posko," kata Budi Setiyadi.

Atas nama pemerintah, Moeldoko pun menyampaikan rasa dukacita mendalam kepada keluarga korban tenggelamnya KM Sinar Bangun.

"Pemerintah bekerja keras menemukan penumpang yang masih hilang. Kejadian ini juga menjadi momentum untuk meningkatkan keselamatan pelayaran, serta menjadi pelajaran dan evaluasi serius terhadap tata kelola pelayanan transportasi, khususnya angkutan rakyat," kata Moeldoko.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI