Silaturahmi Berujung Rusuh Orang Rimba di Markas Polisi

Bangun Santoso Suara.Com
Rabu, 20 Juni 2018 | 13:32 WIB
Silaturahmi Berujung Rusuh Orang Rimba di Markas Polisi
Rusuh Orang Rimba di Mapolsek Pelepat, Kabupaten Bungo. (Dok. Polres Bungo)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kabar akan tertembaknya lima orang warga Suku Anak Dalam atau Orang Rimba di Kecamatan Pelepat, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi dibenarkan Kapolres Bungo, AKBP Januario Jose Morais.

Menurut Jose, kerusuhan terjadi di Mapolsek Pelepat pada Selasa (19/6/2018) sore. Ia pun menjelaskan kronologi kejadian rusuh berujung tertembaknya lima orang warga dari kelompok Orang Rimba.

Sebelum kejadian itu, pada saat hari Lebaran pertama atau tepat pada hari raya Idulfitri, Jumat (15/6/2018), kelompok Orang Rimba dari kelompok Merangin di Kabupaten Merangin datang ke kelompok Orang Rimba Pasir Putih di Kecamatan Pelepat untuk bersilaturahmi.

"Lalu ada SAD (Suku Anak Dalam) Merangin mengejek SAD Pasir Putih. SAD Pasir Putih tidak terima," ujar Jose di Kabupaten Bungo, Rabu (20/6/2018).

Baca Juga: Bela Israel, Amerika Serikat Resmi Keluar dari Dewan HAM PBB

Anggota Polsek Pelepat kemudian datang ke lokasi atas informasi dari Rio (Kepala Desa) Pasir Putih. Polisi mengimbau agar kelompok Orang Rimba di Pelepat tidak melakukan penyerangan. Namun mereka minta denda kepada kelompok Orang Rimba yang datang dari Merangin.

Lantas, aparat Polsek Pelepat melakukan penggalangan dana kepada Orang Rimba dari Merangin sebagai pembayaran denda. Namun, kelompok Merangin merasa tidak pernah mengejek dan tidak mau membayar denda. Kelompok ini juga menolak upaya mediasi bersama Polsek dan Camat Pelepat.

Karena aparat Polsek belum bisa mendatangkan pelaku pengejekan dari Orang Rimba Merangin sekaligus membayar denda. Oleh Orang Rimba kelompok Pasir Putih hal itu dianggap Polsek sudah berpihak kepada kelompok Orang Rimba Merangin.

"Alasan itu lah yang membuat SAD Pasir Putih menyerang Polsek Pelepat," kata Jose.

Ia menyebutkan, pada saat penyerangan, ada sekitar 40 hingga 50 Orang Rimba. Puluhan Orang Rimba, kata dia, merusak kantor Polsek bahkan mau membakarnya.

Baca Juga: Heboh Jam Tangan Nagita Slavina Seharga Rumah Tipe 45!

Dalam kondisi terjepit, aparat Polsek Pelepat terpaksa melepaskan tembakan peringatan. Namun upaya itu tidak diindahkan Orang Rimba. Hingga akhirnya lalu polisi melumpuhkan lima orang dengan tembakan dan kena di kaki. Menurut dia, dilumpuhkan karena Orang Rimba mengancam dan menggunakan kayu, batu dan kecepek (senjata rakitan).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI