Huru-Hara Pecah Seiring Pengubahan Nama Makedonia Utara

Senin, 18 Juni 2018 | 09:45 WIB
Huru-Hara Pecah Seiring Pengubahan Nama Makedonia Utara
Seorang lelaki menghadap ke arah polisi anti huru-hara, sementara para pengunjuk rasa dengan bendera Yunani menerjang gas air mata. Terjadi di Desa Pisoderi dekat perbatasan antara Republik Makedonia Utara dengan Yunani bagian Utara (17/06/2018) bersamaan deklarasi pendahuluan bilateral dilakukan [AFP/STR].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seiring penandatanganan deklarasi pendahuluan bilateral antara Yunani dan Republik Macedonia Utara (sebelumnya FYROM) di desa Psarades, tepian Danau Prespa (17/06/2018), terjadi unjuk rasa dekat desa kecil Pisoderi, sekitar 25 kilometer dari Psarades.

Dilaporkan oleh Aljazeera, bahwa para pengunjuk rasa Yunani bentrok dengan polisi anti huru-hara, yang memukul balik dengan gas air mata. Seorang perempuan terkena lemparan batu di kepala, sementara seorang lelaki dirawat karena kesulitan bernapas.

Paling tidak, ada sekitar 500 demonstran, dengan para pengibar bendera Yunani yang mencoba merangsek ke  lokasi deklarasi pemutus percekcokan sepanjang 27 tahun itu.

Hasil kesepakatan bilateral: FYROM menjadi Republik Makedonia Utara, sementara Yunani yang selama ini berkeras bahwa nama Makedonia membawa dampak negatif bagi situasi teritorial wilayahnya sekaligus mencuri kebudayaan Hellenic kuno berkait Aleksander Agung dari Makedonia, kini menarik keberatannya. 

Baca Juga: Dahulukan Mana, Puasa Syawal atau Bayar Utang Ramadan?

Hal itu akan diwujudkan dalam bentuk pemberian persetujuan bahwa Republik Makedonia Utara bisa bergabung dengan pakta pertahanan Atlantic Utara (NATO) serta Uni Eropa.

Pada hari Minggu (17/06/2018) saat deklarasi ditandatangani, penjagaan tampak ketat, sampai berkilometer jauhnya dari lokasi. Siapapun yang mendekat bakal ditanyai kartu identitas.

Toh para pengunjuk rasa bisa mencapai Pisoderi. Keberatan mereka tetap berakar kepada hal yang sama, di mana dunia luar bakal gagal membedakan mana Makedonia sebagai mantan negara Yugoslavia, serta Makedonia sebagai sebuah provinsi dalam negara Yunani. Apalagi, di kawasan itulah lahir Aleksander Agung, raja Makedonia kuno yang wilayahnya membentang dari Yunani sampai ke India.

Sementara dari salah seorang narasumber yang enggan disebutkan namanya dan berada di Skopje, Republik Makedonia Utara menyatakan, "Bagaimana pun, kami memiliki akar sebagai bangsa Slav (dan penutur bahasa Slavonik), berbeda dengan mereka sebagai pemegang sejarah Hellenic kuno maupun Hellenic modern, yaitu Republik Yunani."

Baca Juga: Cina Siap Gunakan Teknologi RFID untuk Atasi Macet

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI