Hari Kedua Idul Fitri, Limapuluh Kota Sumbar Diterpa Hujan Es

Reza Gunadha Suara.Com
Minggu, 17 Juni 2018 | 17:18 WIB
Hari Kedua Idul Fitri, Limapuluh Kota Sumbar Diterpa Hujan Es
Hujan es di Bandung. [Twitter]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Masyarakat Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat dihebohkan turunnya hujan es pada hari kedua perayaan Idul Fitri 1439 Hijriah, Sabtu (16/6/2018).

Kejadian langka yang didahului oleh hujan badai dan angin kencang ini,  terjadi sekitar pukul 16.40 WIB.

Informasi yang dihimpun Covesia.com—jaringan Suara.com, hujan es ini berlangsung sekitar satu menit di wilayah Tanjung Pati dan sekitarnya. 

Masyarakat yang kaget dengan fenomena alam yang langka ini,  beramai-ramai mendokumentasikan momen lewat kamera ponsel

Baca Juga: Misbakhun: AHY Belum Pantas Kritik Jokowi

Salah seorang warga Tanjung Pati, Dones, menjelaskan, bahwa hujan es terjadi setelah Wilayah Tanjung Pati dan sekitarnya satu jam dilanda hujan badai dan angin kencang.

"Tadi hujan badai dan angin kencang, awalnya sekitar pukul 15.40 WIB.  Satu jam kemudian, barulah butiran es jatuh dari langit di sela-sela hujan badai," kata Dones.

Hujan badai yang melanda wilayah Limapuluh Kota ini juga membuat repot para pengendara roda empat.

Pasalnya, angin kencang membuat banyak papan reklame ditepi jalan tumbang. Bahkan, di dekat kantor  dinas Pendidikan Kabupaten Limapuluh Kota, dahan-dahan pohon tertiup angin dan berserakan ke tengah jalan.

"Saya tadi dari arah Payakumbuh hendak ke Harau menggunakan mobil, memang sudah hujan juga di Payakumbuh. Tapi setiba di Tanjung Pati, sudah badai dan kencang sekali angin. Bahkan, terdengar suara benturan di atap mobil. Melihat kondisi tidak memungkinkan, saya berhenti di Tanjung Pati sembari melihat papan reklame dan dahan pohon berjatuhan," tuturnya.

Baca Juga: Selain Habib Rizieq, Polisi Setop Kasus Chat Mesum Firza Husein

Hal senada diungkapkan warga Harau, Eko. Menurutnya, hujan es membuat warga sedikit cemas dan bingung.  Pasalnya, femonema alam seperti ini baru kali pertama terjadi di sekitar tempat tinggalnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI