Suara.com - Perayaan Idul Fitri 1439 Hijriah diwarnai aksi bom mobil yang menewaskan sedikitnya 26 orang di kota Nangarhar, Afghanistan.
Bom mobil yang terjadi pada Sabtu (16/6/2018) tersebut, didalangi oleh gerombolan teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
ISIS menyasar kerumuman militan Taliban dan tentara Afghanistan yang tengah merayakan Idul Fitri. Taliban dan Afghanistan yang selama ini berseteru menyetujui gencatan senjata selama tiga hari sejak lebaran.
“Bom mobil itu dilakukan oleh tentara kekhalifahan,” demikian pernyataan ISIS yang disebar melalui laman propagandanya, Amaq, yang dikutip Reuters, minggu (17/6).
Baca Juga: Lulung: Reklamasi Teluk Jakarta Belum Tentu Dilanjutkan
ISIS hanya memberikan klaim tersebut tanpa memberikan penjelasan rinci. Sementara Taliban telah membantah terlibat dalam serangan tersebut.
Ketika insiden itu terjadi, puluhan militan Taliban yang tak bersenjata memasuki ibu kota Afghanistan dan kota-kota lain untuk merayakan hari lebaran.
Militan Taliban dan militer Afghanistan yang selama ini selalu terlibat bentrok, tampak saling bertukar pelukan dan berfoto bersama.
“Satu bom mobil meledak di kota Ghazi Aminullah Khan, persisnya di jalan utama torkham-Jalalabad. Lusinan orang terluka,” kata Attaullah Khogyani, juru bicara gubernur provinsi Nangarhar.
Taliban mengumumkan kejutan gencatan senjata tiga hari selama liburan Idul Fitri, yang dimulai pada hari Jumat, kecuali terhadap pasukan asing. Itu tumpang tindih dengan gencatan senjata pemerintah Afghanistan yang berlangsung hingga Rabu.
Baca Juga: Pasca Kemunculan Buaya, Teluk Jakarta Dinyatakan Belum Aman
Sesudah peristiwa tersebut, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dalam pidatonya mengatakan, bakal memperpanjang gencatan senjata dengan Taliban tanpa memberikan tenggat waktunya.