Suara.com - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan pihaknya sudah menangkap total 110 orang terduga terkait terorisme. Kesemua itu ditangkap di banyak daerah.
Di antara teroris yang ditangkap di kawasan Jawa Timur, Jawa Tengah sampai Surabaya. Sehingga jumlahnya sampai 110 orang.
"Mengenai penanganan terorisme ada yang ditangkap di Jawa Timur ada lima orang, berikut ada satu senjata apinya. Kemudian di Jawa Tengah ada, ini semua terkait (kejadian bom) yang di Surabaya. Jadi sampai hari ini yang sudah ditangkap 104 tambah enam berarti 110 orang," kata Tito Karnavian seusai bersilaturahim dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Jumat (15/6/2018).
Belum lamai in, Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri melakukan penangkapan terhadap enam orang terduga teroris di Blitar dan Tulungagung pada Rabu (13/6/2018) dan Kamis (14/6/2018). Menurut pihak kepolisian, kelima orang yang ditangkap di Jatim tersebut diduga akan menyerang Polsek Talun dan salah satu bank di Blitar.
"Yang jelas kita tetap bekerja meskipun masyarakat sedang berlibur kita justru menjadi puncak untuk mengamankan karena mengamankan adalah ibadah," ungkap Tito yang datang bersama istri dan kedua anaknya dalam gelar griya atau open house teresbut.
Dalam penangkapan tersebut, pihak kepolisian telah menemukan catatan tersebut dalam penggeledahan yang dilakukan di tiga titik. Tim juga menyita sejumlah barang bukti berupa satu pucuk senjata api dari pabrik dengan delapan butir peluru serta beberapa buku yang terkait dengan seruan jihad dan pemahaman radikal.
Sebelumnya Polri sudah menangkap Ketua Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Jawa Timur Syamsul Arifin asal Desa Jatinom, Blitar. Syamsul dikenal dengan nama Abu Umar alias AU. Ia ditangkap Tim Densus 88 Mabes Polri pada awal Mei 2018 terkait dengan teror bom di Surabaya. (Antara)