Suara.com - Hanya sehari setelah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Singapore Summit antara President of the United States (POTUS) Donald Trump, dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un di Hotel Capella, Singapura (12/06/2018), telah disusun rencana lanjutan tentang perlucutan senjata nuklir besar-besaran di Semenanjung Korea.
Mike Pompeo, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) muncul di Seoul, Korea Selatan (13/06/2018) untuk memaparkan hasil lengkap KTT Singapore Summit kepada para pejabat di negara itu.
Salah satu isi penting dari deklarasi bersama antara AS dan Korea Utara (DPRK) adalah kesepakatan bekerja sama menuju perlucutan senjata nuklir atau denuklirisasi di Semenanjung Korea, meski waktunya belum dibicarakan lebih detail.
Namun Pompeo menegaskan bahwa hal itu akan dilangsungkan sesegera mungkin, sebelum masa jabatan POTUS berakhir pada tahun 2021.
Baca Juga: Pangling, Cantiknya Nicki Minaj Berkerudung
"Hal ini sudah pasti," kata Pompeo seperti dikutip Reuters. "Kami berharap bisa melakukan perlucutan senjata nuklir DPRK dalam waktu dua setengah tahun. Untuk pelaksanaannya akan segera ditetapkan."
Lebih lanjut Pompeo menyatakan, meski belum tahu persis waktu yang tepat untuk mengadakan rapat detail dengan pihak DPRK, pihak AS akan melakukan antisipasi cukup cepat begitu seluruh jajaran tim AS di KTT Singapore Summit, termasuk POTUS, berada kembali di Gedung Putih, Washington, D.C.
"Bentuk yang akan diambil untuk proses perlucutan ini belum diputuskan seperti apa, tetapi saya yakin bahwa dalam beberapa minggu ke depan atau lebih kami akan memulai perjanjian lebih detail," tegasnya.