Kecelakaan Warnai Arus Mudik di Jalur Nagreg

Bangun Santoso Suara.Com
Selasa, 12 Juni 2018 | 21:32 WIB
Kecelakaan Warnai Arus Mudik di Jalur Nagreg
Suasana arus mudik di jalur Nagreg. (Suara.com/Aminuddin)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Arus lalu lintas di jalur selatan Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada H-4 jelang Lebaran terpantau ramai lancar. Namun, memasuki malam hari sempat terjadi kemacetan lantaran ada insiden kecelakaan ringan di sebuah turunan, tepatnya di pos tangan Nagreg.

Kecelakaan itu menyebabkan oli kendaraan tumpah ke jalan. Petugas kepolisian pun sibuk menutup sebagian jalan sehingga arus lalu lintas sedikit tersendat. Kemacetan tidak bertahan lama lantaran petugas kepolisian langsung bergerak cepat mengurai kendaraan dan kembali membuka ruas jalan yang sempat ditutup sebelumnya.

"Kami melakukan rekayasa dengan menutup satu lajur, setelah dibersihkan, arus kembali dibuka," kata Kepala Kepolisian Resor Bandung, Ajun Komisaris Besar Indra Hermawan di Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (12/6/2018).

Menurut dia, hingga H-3, kendaraan yang keluar dari pintu tol Cileunyi berjumlah 282 ribu unit. Sementara yang melintasi jalur Nagreg, hanya sekitar 182 ribu unit. Sisanya kendaraan roda empat itu melintasi jalur tengah Sumedang.

"Ini bisa dilihat dari beberapa faktor karena libur panjang dan pemudik bisa memilih waktu kapan mau mudik, ditambah infrastuktur di jalur utara sudah bagus hingga Jawa tengah," jelasnya.

Berdasarkan pantauan Suara.com, kendaraan roda dua cukup banyak melintasi jalur selatan Nagreg. Pemudik yang menggunakan kendaraan roda dua rata-rata mampu memacu tunggangannya dengan kecepatan 40 kilometer per jam.

Menurut data dari Posko Induk Nagreg, Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung, jumlah kendaraan yang melintasi Nagreg pada H-3, hingga pukul 19.00 WIB, berjumlah sekitar 75.901 unit. Kendaraan roda dua yang melintasi jalur Nagreg berjumlah sebanyak 50.052 unit.

"Sisanya sebanyak 22.383 merupakan kendaraan pribadi, pick-up dan angkot, sisanya mobil bus," kata Anggota Bidang Humas, Dishub Kabupaten Bandung, Riyan Finanda Putra. (Aminuddin).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI